Mohon tunggu...
Syani Dwi Fitriana
Syani Dwi Fitriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebuah tulisan mewakili pikiran rumit yang menyatu menjadi untaian isi hati seseorang.

Seorang mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang menggeluti bidang sastra Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dominasi Karakterisasi Eksentrik pada Novel-Novel Karya Budi Darma

29 Oktober 2021   00:36 Diperbarui: 29 Oktober 2021   00:43 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Simposium Nasional "Menuju Teori Sastra: Dunia Jungkir Balik Budi Darma" Sumber: unesa.ac.id

Sepeninggal sosok sastrawan yang amat dikagumi oleh banyak orang, nama Budi Darma telah banyak mengukir sejarah elok yang menghiasi dunia sastra dengan berbagai karya-karyanya. Untuk menampung kerinduan yang mendalam atas kepergiannya, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (UNESA) -- tempat saya menempuh studi, mengadakan acara Simposium Nasional yang bertajuk Menuju Teori Sastra: "Dunia Jungkir Balik Sastra Budi Darma" yang digelar pada tanggal Selasa, 14 September 2021.

Selaras dengan tujuannya, acara simposium yang sukses digelar tersebut mengundang banyak ketertarikan orang awam pada teori sastra, tak terkecuali saya selaku mahasiswa yang menggeluti bidang sastra. Beberapa sastrawan yang juga merupakan kerabat dekat Prof. Budi Darma hadir dan turut tampil sebagai narasumber. Dalam kegiatannya, para narasumber memaparkan sejumlah topik terkait karakteristik karya-karya Prof. Budi Darma. Salah satunya ialah pembahasan mengenai ciri khas penulisan novel-novel karya Budi Darma.

Penulis dan Dosen FBS UNESA, Drs. Much. Khoiri, M.Si. merupakan salah seorang dari banyaknya teman sekaligus kerabat dekat mendiang Budi Darma. Impresinya pada mendiang Budi Darma tidak pernah berubah, sosoknya yang begitu membekas dalam ingatan dan kisah hidupnya sebagai sastrawan Indonesia sangatlah berarti dan tak akan pernah terlupakan.

Beliau menyampaikan bahwa mendiang Budi Darma merupakan sosok yang sangat santun pada siapapun. Presensinya yang terlihat tegas sangat berkontradiksi dengan ramahnya sikap dan tutur katanya. "Layaknya seorang Bapak. Beliau juga merupakan pendidik yang disiplin dan rendah hati," tambahnya ketika mendeskripsikan sosok Budi Darma.

Sikapnya yang santun tersebut sangat kontras dengan karya-karya novelnya. Dalam artian, pemilihan diksi dan penyampaian alur cerita yang terkesan blak-blakan menjadi ciri khas utama gaya kepenulisan novel Budi Darma.

"Dalam pengamatan saya, kesannya mungkin akan berbeda dengan yang lain. Tetapi, saya menangkap bahwa beliau banyak berkonsentrasi pada penentuan karakter yang sangat kuat. Artinya, sentral perhatian beliau adalah pada karakter itu sendiri," ungkap Bapak Khoiri.

Mendengar penuturan dari para narasumber, khususnya Bapak Khoiri, dapat diasumsikan bahwa Prof. Budi Darma memang lebih suka menuangkan pemikiran kreatifnya melalui karakteristik tokoh dalam novelnya. Seperti contoh penokohan dalam novel Olenka (1983), Rafilus (1988), dan Ny. Talis (1996) yang sarat akan abstraksi kehidupan manusia.

Prof. Budi Darma dengan hati-hati menyusun dengan apik rangkaian detail karakter yang akan diberi kehidupan dalam latar panggung lembar novelnya. Beliau tak segan menyelipkan kodrat manusia yang penuh akan kontradiktif juga tak melulu berada dalam posisi yang tinggi.

Sebut saja tokoh Fanton Drummond dalam Olenka yang seringkali tiba-tiba berpaling pada perasaannya sendiri. Awalnya ia tergila-gila oleh sosok Olenka yang berparas cantik dan menawan. Namun ditengah-tengah perjalanan cintanya, atensinya mulai berpaling pada Mary Carson. Tampaknya, begitulah gambaran Prof. Budi Darma tentang tiap perasaan manusia pada lawan jenisnya yang terus menginginkan lebih dan selalu tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki.

Dalam tatanan dunia sastranya, Prof. Budi Darma lebih berani untuk mengeksplorasi dunia terbalik dari sisi manusia. Tak hanya itu, keunikan yang melekat pada karya novel-novelnya menunjukkan bagaimana penokohan karakter utama dalam cerita tak selalu dipenuhi dengan sifat klise yang membosankan. Beliau pandai dalam memadu gaya bahasa tulisannya dengan tokoh yang absurd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun