Bagi yang bergelut di dunia kebencanaan, istilah mitigasi merupakan suatu yang sering mereka dengar atau ucapkan. Namun bagi saya, istilah ini baru menjadi populer ketika bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh dan berdampak pada beberapa wilayah lainnya.
Istilah itu pun menjadi lebih mudah dipahami dengan beredarnya foto perbandingan lokasi pemukiman di pesisir Aceh. Perbandingan foto pemukiman yang tidak mengalami kerusakan parah dengan pemukiman lainnya yang rata dengan tanah akibat terjangan tsunami.Â
Keberadaan ekosistem mangrove di luar pemukiman, sebagai "barrier" alami penahan dahsyatnya tsunami menjadi faktor pembeda dampak kerusakan. Langkah mitigasinya adalah, dengan menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove yang berfungsi untuk meminimalkan dampak bencana, selain fungsi ekologi lainnya.
Terus, bagaimana dengan artikel di Kompasiana? Apakah akan ada "bencana" sehingga perlu juga upaya "mitigasi"?
Saya berpikir bahwa, bagi kompasianner dengan jumlah tulisan yang masih sedikit pun, akan gelisah ketika tiba-tiba beberapa tulisannya terhapus. Apalagi jika semuanya.
Terlebih lagi, bagi kompasianer senior yang sudah menulis puluhan tahun dengan ratusan hingga ribuan tulisan. Maka ini ibarat "bencana" bagi penulis yang abai membackup tulisannya. Tak ada yang tidak mungkin terjadi. Tak ada yang menduga akan ada wabah penyakit pandemi seperti Covid-19. Jadi, lebih baik memitigasi agar lebih aman dan tenang.
Bagi kompasianer yang belum sempat membackup artikelnya, ini  bisa dilakukan untuk mengatasi kejenuhan di rumah dengan adanya kebijakan Physical Distancing melalui pembatasan aktivitas di luar rumah akibat wabah Covid-19.
Langkah sederhana yang beberapa kali saya lakukan adalah dengan mengcopy tulisan tersebut di aplikasi Note yang bisa download di Play store. Pada beberapa jenis smartphone, aplikasi ini bahkan sudah menjadi aplikasi bawaan. Ini karena kebiasaan penulis yang menulis dengan menggunakan smartphone langsung pada laman Kompasiana.
Namun, buat kompasianer yang terbiasa menulis terlebih dahulu di MS Word, maka sudah relatif aman karena sudah tersimpan. Bahkan dapat di backup dieksternal hardisk. Walaupun upaya ini juga masih tidak menjamin 100% aman akibat virus atau perangkat tersebut rusak atau hilang.Â
Memposting di blog pribadi menjadi salah satu pilihan lainnya yang bisa digunakan sebagai media untuk membackup artikel agar aman. Dan yang terakhir, untuk lebih aman adalah, file yang tersimpan baik di PC, laptop, hingga eksternal hardisk tersebut disimpan juga melalui penyimpanan awan seperti di google drive atau penyimpanan awan lainnya.
Semoga Bermanfaat. Salam Kompasiana
