Mohon tunggu...
syamsudin prasetyo
syamsudin prasetyo Mohon Tunggu... -

pejuang kebahagiaan dunia akhirat yang mengabdikan diri untuk ibadah dan kemaslahatan umat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“PNS Pertama di Keluarga Lebih Berkontribusi bagi Masyarakat dan Negara”

30 Agustus 2012   09:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dilahirkan pada tanggal 06 Maret 1984 di Jakarta, genap 25 tahun pada tahun 2009 seorang anak muda  diterima bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Langkah baru dimulainya sebagai abdi negara, diiringi sebuah semangat untuk bisa menyumbangkan pikiran, tenaga dan energi demi kemajuan bangsa.  Bagi pemuda tersebut diterima bekerja di Kementerian Agama merupakan anugerah terbesarnya dan menjadi ladang ibadah yang tiada akan putus hingga kapan pun.  Dengan menjadi pegawai negeri sipil pertama di lingkungan keluarga menjadi motivasi tersendiri untuk dapat memberikan sumbangsih berharga bagi negara dan masyarakat.

Dibesarkan dalam lingkungan keluarga agamis, anak pertama tersebut memiliki kewajiban untuk bisa menjadi teladan yang baik bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya, lulus dari SMU 47 Jakarta kemudian diterima di Universitas Brawijaya Malang melalui jalur PMDK (jalur penerimaan mahasiswa baru secara khusus tanpa test, dengan melihat pencapaian nilai rapot selama 3 tahun berturut-turut selama menempuh pendidikan di SMU). Belajar menjadi manusia yang mandiri dan cerdas serta shalih dengan mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya selain aktif di berbagai organisasi intra di lingkungan kampus.

Lulusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi  Universitas Brawijaya tersebut pernah memegang amanah sebagai pegiat Eksekutif Mahasiswa danForum Studi Islam& Lingkungan Fakultas Ekonomi Unibraw ketika menjalankan studi S1 di kampus biru kota bunga Malang. Karena kegemarannya menulis dan membaca, maka profesi jurnalis pun pernah ditekuninya selama kurang lebih setahun di www.inilah.com dengan fokus bidang ekonomi dan teknologi. Berbagai narasumber mulai dari Menteri, Pejabat Negara, Pengamat, Anggota DPR, Eksekutif Muda hingga Anak Jalanan pernah menjadi bahan tulisan yang berguna bagi informasi masyarakat. Anak muda tersebut adalah saya, Syamsudin Prasetyo.

Setelah ditempatkan di bagian Perencanaan dan Data Setditjen Pendidikan Islam, saya diberikan tugas membantu subbag Pelaporan dan Evaluasi Program dalam hal antara lain :

1.Mengelola pendokumentasian dan pelaporan Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan dan Inpres No.3 Tahun 2010 tentang Prioritas Program Nasional

2.Menyusun laporan tahunan Ditjen Pendidikan Islam Tahun 2010 khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

3.Membantu pengumpulan dan pengelompokkan file (tulisan, foto) laporan kegiatan tiap bagian di Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam

4.Tugas teknis lainnya yang terkait di bagian Perencanaan dan Data Setditjen Pendidikan Islam

Hal yang dirasakan selama bekerja di Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama adalah kehangatan dan bantuan yang baik diberikan oleh pada senior dan keterbukaan dalam pemberian tugas sehingga CPNS merasa dihargai kemampuannya dan bisa terus mengembangkan diri selama bekerja kurang lebih selama 10 bulan di bagian Perencanaan dan Data Setditjen Pendidikan Islam antara lain :

1.Dipercaya menjadi Master of Ceremony (MC) dalam kegiatan pengelola penguatan data pendidikan di Bekasi

2.Membantu dalam penyusunan RKAKL 2011 dan revisi DIPA/POK

3.Mendatabase dan mengelola penyusunan laporan dan data dukung program Inpres No.1 Tahun 2010 dan Inpres No.3 Tahun 2010

4.Menyusun laporan tahunan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam khususnya untuk Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

5.Tugas teknis untuk menyusun surat undangan, konsep laporan, mengirim fax, mengirim surat, berkas atau bahan RDP ke ruangan lain atau Instansi di luar Ditjen Pendidikan Islam, memfotokopi, merapikan arsip file data Perencanaan dan Data, menyiapkan bahan rapat, absensi dan alat pendukung rapat

6.Diikutsertakan dalam proses monitoring dan evaluasi data guru dan kegiatan pelaksanaan program/ kegiatan di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam ke Kanwil Banten, Kanwil Jambi, STAIN Watampone, UIN Alaudin Makassar dan Kopertais Wilayah IX Makassar

7.Menjadi fotografer dalam berbagai acara dan kegiatan di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam dan mengumpulkan file foto untuk berbagai jenis laporan serta upload dalam berita di website www.kemenag.go.id

8.Ikut serta dalam tim penyusunan bahan panduan monev dan instrumen monev program/ kegiatan Ditjen Pendidikan Islam Tahun 2011

9.Mentabulasi berbagai data hasil monitoring dan evaluasi program kegiatan Ditjen Pendidikan Islam tahun 2010, mengumpulkan dan mengolahnya untuk menjadi laporan

10.Mengelola pengumpulan laporan kegiatan yang diserahkan tiap bagian di Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam

11.Membantu dalam pengelolaan data sistem dashboard yakni untuk Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah

12.Membantu pengelolaan SPTB oleh PPUMK

13.Aktif dalam tim futsal Ditjen Pendidikan Islam

Saya memiliki harapan untuk bisa lebih berkontribusi lebih banyak di lingkungan kerja Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, baik dengan menyumbangkan ide maupun tenaga untuk kemajuan peran pemerintah sebagai ulil amri maupun dampak yang akan dirasakan masyarakat luas nantinya.

Ide pengembangan etos kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI antara lain:

1.Pegawai CPNS yang diterima di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam sebaiknya diberikan arahan dan informasi yang cukup tentang Kementerian Agama RI maupun Ditjen Pendidikan Islam seluruh seluk beluk tentang struktur, kinerja, tugas pokok-fungsi, budaya maupun cita-cita besar instansi tersebut. Hal tersebut dilakukan secara berkala dalam bentuk pembinaan sumber daya manusia sehingga calon pegawai maupun pegawai di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam terus ter-up grade kemampuannya.

2.Formasi yang ditawarkan pada saat penerimaan sebaiknya konsisten dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh pegawai di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam meskipun tidak tertutup kemungkinan untuk bisa mengembangkan diri di bidang lain yang bukan bidang keahliannya.

3.Berbagai kelompok jabatan fungsional di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam seperti arsiparis, tenaga perencana maupun pustakawan tampaknya belum bisa dioptimalkan dengan baik sehingga banyak file yang berantakan dan tidak tertata dengan baik yang pada akhirnya penggunaan data tersebut menjadi kurang optimal.

4.Sistem finger print yang mulai diterapkan oleh Ditjen Pendidikan Islam kurang mendapat perhatian yang penuh oleh seluruh pegawai sehingga kepatuhan dan kedisplinan pegawai tetap saja kurang baik karena tidak ada sistem reward and punishment yang jelas dan terukur.

5.Ritme kerja yang tidak sama antarasatu bagian atau subdit di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam menyebabkan sebuah pekerjaan yang menjadi beban satu Ditjen dan Kementerian menjadi terhambat karena tidak adanya semangat dan koordinasi yang kuat antar sesama pegawai.

6.Belum modern-nya pengelolaan dan penyebarluasan data dan informasi yang dimiliki oleh Ditjen Pendidikan Islam mulai dari tingkat pusat sampai daerah menyebabkan masyarakat kurang memahami peran besar yang sebenarnya banyak disumbangkan dalam rangka pengembangan pendidikan di Indonesia.

7.Sistem penilaian pegawai yang berprestasi ukurannya belum bisa menggambarkan pencapaian kinerja yang sesungguhnya antara pribadi pegawai di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam

8.Tata ruangan kantor yang sempit menjadi penghambat mobilitas kerja sehingga file yang sangat banyak tidak memiliki ruangan atau tempat yang memadai sehingga pengelolaannya pun kurang maksimal.

9.Remunerasi perlu dipertimbangkan oleh Kementerian Agama RI baik dan buruknya untuk peningkatan kinerja dan kesejahteraan pegawai di lingkungan Kemenag.

10.Visi dan misi pimpinan mulai dari Menteri, Eselon I hingga Eselon IV kurang tersosialisasi dengan baik kepada seluruh staf yang ada di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam sehingga kesatuan arah pengembangan organisasi demi kemajuan yang diinginkan menjadi kurang maksimal.

11.Teladan yang diberikan pimpinan kurang, contohnya dalam hal kedisplinan masuk dan pulang kerja sesuai dengan aturan serta pelaksanaan pengarahan dalam bentuk ceramah setiap kali sholat berjamaah tidak digilir antar pimpinan, hanya pada momen tertentu saja.

12.Tidak adanya kotak saran atau pusat pengaduan untuk memberikan masukan kepada pimpinan demi perbaikan kinerja bersama.

13.Temu akrab dalam berbagai bentuk di antara bagian/ subdit untuk lebih mengikatkan tali persaudaraan dan silaturahmi di antara pegawai Ditjen Pendidikan Islam kurang intensitasnya.

14.Perubahan dalam sistem kerja yang lebih disiplin waktu, tepat sasaran dan maksimal pencapaian harus menjadi paradigma yang kuat ditanamkan dalam tiap diri pegawai sehingga apabila tiap mata rantai mampu bergerak maksimal dengan mengerahkan seluruh kemampuannya maka kelak kemajuan akan tercapai oleh Ditjen Pendidikan Islam. Perubahan tersebut harus dirumuskan dalam sebuah sistem yang kuat dan terkait antar tiap bagian dan harus dirumuskan pembinaan pegawai yang memiliki materi sesuai dengan perkembangan IPTEK dilaksanakan secara berkala sehingga Ditjen Pendidikan Islam mampu sejajar dengan Kementerian/ Lembaga lain dalam menjalankan peran-peran kepahlawanannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun