Mohon tunggu...
Sinar Saja
Sinar Saja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sinar namaku. Lagi belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

"Halo-Halo Bandung"

13 November 2010   18:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:38 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Ir. Soekarno [caption id="attachment_72792" align="aligncenter" width="240" caption="Gendang-Gendang di Saung Udjo"]

12896714881921830907
12896714881921830907
[/caption] [caption id="attachment_72794" align="alignleft" width="210" caption="Foto Drs. Mohammad Hatta"]
1289671617519826436
1289671617519826436
[/caption] [caption id="attachment_72788" align="aligncenter" width="240" caption="anak-anak main angklung"]
12896708082078168658
12896708082078168658
[/caption] [caption id="attachment_72789" align="alignright" width="210" caption="Pintu Masuk Museum Konperensi Asia Afrika"]
1289670947723668510
1289670947723668510
[/caption] [caption id="attachment_72790" align="alignright" width="210" caption="Replika Ir. Soekarno di Museum KAA"]
1289671128541291101
1289671128541291101
[/caption] [caption id="attachment_72791" align="aligncenter" width="210" caption="Gedung Arsip Bandung"]
12896713261779250253
12896713261779250253
[/caption]

Sebagai kota metropolitan Bandung memiliki sejuta pesona.Begitulah kata teman-temanku yang telah pernah ke berkunjung ke sana.

Surganya belanja, kata sebagian kawanyang hobbinya shopping.Kota makanan, kata kawan-kawan yang senang mencicipi beraneka ragam kuliner asli daerah Bandung. Kota seni , bagi yang suka mengunjungi beragamkarya seni di Bandung.Kota sejarah, karena memiliki banyak bangunan-bangunan tuayang tentu saja telah memiliki sejarah panjang. Kota yang berpenduduk ramah, terutamapara gadisnya yang cantik, manis dan ramah. (Semuaucapan teman-teman ku itu bukanlah isapan jempol belaka, karena nantinyaaku punturut mengalaminya).

Dengan beragam informasi itulah aku menginjakkan kaki untuk pertama kali. Bandung,kota yang terkenal dengan lagu “Hallo – Hallo Bandung,”sering ku nyanyikan bersama anak-anak di saat upacara bendera di hari Senin, sekali setiap bulan.

Tapi kali ini, aku tidak sedangmenyanyi

[caption id="attachment_72787" align="alignright" width="300" caption="Souvenir Topeng"]

1289670700991068736
1289670700991068736
[/caption] lagu itu, aku bahkan berada di kota tersebut. Waooo… betapa senang hatiku.

********

Setelah2 hari full mengikuti sebuah acara konfrensi, di hari ketiganya, Panitia konfrensi tersebut mengajakkami untuk pelesiran, alias jalan-jalan di kota Bandung.

Pagi itu, dengan semangat pejuang45, upss.. meski sudah tahun 2010 neh, aku menuju lift yang menurunkankuke lobi hotel. Bukan kebetulan bahwa hotel tempat kami menginap adalah juga tempat konfrensi itu dilaksanakan. So.. kloplah sudah, kami tidak perlu repot-repot lagi.

Tepat pukul 08.00 pagi kamiberkumpul. Aku dan kedua temanku bergabung dengan rombongan lainnya yang akan ikut tourtersebut. Di luar hotel bis travel sudahsiap menunggu.

Bis bergerak maju, keceriaan terpancar dari dalam bis. Tampaknya seluruh penumpang sangat antusias mengikuti acara hari ini. Bis melaju perlahan-lahan di jalanan kota Bandung, yang sepagi ini sudah sibuk di penuhi oleh para pengguna jalan raya. Beragam mobil, motor, sepeda dan tak ketinggalan para pejalan kaki saling berlomba, berseliweran melewati jalan menuju tujuannya masing-masing.

********

Tak berapa lama, bis berhenti di satu jalanan yang cukup padat kendaraan. “Ayo silahkan turun, kita sudah sampai,” Kata pemandu tour. “Kita ke mana neh?” tanyaku. Ikut aja kawan, nanti tau sendiri.!

Bangunan yang kami hendak masuki besar dan sudah cukup tua. Tertera sebuah tulisan penunjuk “Museum Konperensi Asia Afrika”. Selamat Datang !

Rombongan masuk ke gedung tersebut. Kami di sambut oleh pak pengurus gedung. Setelah diberi penjelasan cukup singkat tentang sejarah KAA pertama dan tokoh-tokoh hebat yang terlibat dalam KAA pertama tersebut, kami pun diberi kesempatan tuk berfoto ria.

Asyikkk,kameraku tertawa riang, sibuk bekerja, jepret.. sana .. jeprettsini.. !!!

Hai, kawan… mau tahu sejarah detailnyaKAA pertama, datanglah jalan-jalan ke Museum KAA itu, dijamin pasti lebih seru… : )(sedikit promosi boleh kan? Hehehe : ) )

(Satu bukti “Bandung kota sejarah”, sudah ku lihat, bangunan kuno Museum KAA dan sejarahnya , di seberang jalan terdapat pula gedung Arsip Kuno peninggalan Belanda, sayang kami tak sempat ke gedung tersebut. )

**********

Setelah puas, tur berlanjut.

Bis travel bergerak ke luar kota,melintasi banyak sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang cukup ternama. Beberapa saat kemudian, bis tur masuk ke jalan sempit, terteraarah panah penunjuk jalan, “Saung Udjo”.

Horeee… sampailah kami di Saung Udjo. Rombongan tur disambut oleh para gadis-gadis muda berkebaya, ramah dan senyum manis menghiasi wajah cantiknya. Mereka mengalungkan sebuah untaian bermata kalung angklung pada setiap rombongan kami. “Duh, senangnya, dapat cindera mata unik !

(Penduduk kota Bandung ramah , terutama gadis-gadisnya yang cantik, terbukti sudah : ))

Rombongan dibawa ke sebuah aula yang cukup luas, sederhana, namun asri. Tak menunggu waktu, anak-anak kecil berlarian memasuki arena kecil di tengah aula, menari dengan lincah diiringi lagu-lagu ceria yang dihasilkan oleh gendang, angklung, kolintang, gamelan, bass betook dan juga dram. Para pemusiknya masih anak-anak remaja. Kemudian dilanjutkan oleh beragam aktraksi seni budaya dari daerah Bandung, seperti wayang orang, tari-tarian, lagu-lagu dari beragam daerah di Indonesia, kesemuanya dimainkan oleh anak-anak kecil memakai angklung. Suguhan terakhir, rombongan kami diajar cara memainkan alat musik angklung dan menyanyikan beberapa lagu dengan menggunakan angklung tersebut. What a wonderful experiences. Datanglah dan nikmati sendiri keasyikan bermain angklung di Saung Udjo. (Promosi lagi nehhh… hehehehe)

(Kota Bandung adalah kota ragam seni budaya, terbukti sudah )

Cape setelah bermain angklung, kami disuguhi minuman dan makanan lezat lagi nikmat. Ragam manisan buah, buah-buahan segar, sayur-sayuran segar, lauk pauk yang beraneka ragam (maaf, kusebut lauk pauk saja, karena tak tau nama aslinya, hehehe) , juga ragam kerupuk-kerupuk. Semua tersaji di atas meja panjang, siap untuk disantap. Nyaam..nyam…nyaamm !

Hai, kawan… (Kota Bandung adalah kota ragam makanan, terbukti sudah)

*******

Menjelang sore, rombongan kami di antar ke daerah Dago.

Di tempat itu berderet-deret FO (Factory Outlet) di sepanjang jalan Dago. Wuihh…. Pucianggg kepalaku melihat toko-toko tersebut.Yang gemar shopping…, it’s time for you. Action !!!

Buruan keliling dan jalan-jalan, keluar masuk toko ngobrak-ngabrik, lalu keluar membawa berkeranjang hasil kunjungan di toko-toko tersebut. Hehehe… (kali ini Miz Shopaholic pasti senang banget).

Aku tak maukalah, berjalan di sepanjang jalan Dago. Kubeli beberapa helai kaos bertuliskan “Bandung Paris Van Java” , dan kalimat-kalimat lain yang mengatas namakan kota Bandung. (Itu kulakukan sesuai pesanan seorang teman yang mengirimkan sms untuk dibelikan kaos. “Biar kaos murahan, yang penting ada tertulis “BANDUNG”,” begitu isi pesan singkat temanku itu.

“Untukku sendiri, apa ya?” pikirku. Lalu terlihatlah sebuah toko sepatu di depan jalan.

“Aha!” ke toko itu saja. Rupanya di dalam toko itu tidak hanya menjual aneka alas kaki, tapi tas-tas pula. “Beragam tas-tas kulit cantik dan menggiurkan, menari-nari di depan mataku.”

Tiba-tiba, teringat pesan Mama sebelum melepasku berangkat, “ Tidak usah beli-beli tas, ya!” (Mama sudah hafal betul kebiasaan burukku, mudah luluh melihat tas). Akhirnya ku berlalu dari bagian tas, cukup hanya menandangnya.”

Di counter sepatu, aku membeli satu pasang sepatu hitam buat dipake ke sekolah. Sebetulnya ada lagi sepasang sepatu yang menarik hatiku. “Aku hampir saja membawanya ke kasir, takkala mataku terjurus melihat harga yang tertera, Rp.550.000,- . “Oh My God!” Hampir copot dan puciang kepalaku. “Apa gak salah nih, harganya?”

“Memang segitu Mba, harganya!” “Itu sepatu bermerek!” kata si petugas sales.

“Untuk sepatu datar dengan model se simple itu, kayaknya tidak sebanding dengan harga tersebut,” Pikirku. So…. Terlepas sudah sepatu datar hitam itu dari genggamanku !

(Bandung surganya para penggila belanja, terbukti sudah )

*******

Ilalang Soroako, Perjalananku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun