Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rahasia Cari Untung Broker Komoditi Ekspor Batubara

24 November 2013   14:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:44 4530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]

Harga komoditi ekspor batubara dipasar spot internasional masih belum membaik. Sampai medio November 2013 masih pada kisaran USD53.50 / metrictone untuk GAR 4200 setara 5300 Kcal /TM 36. (Infomine.com /investment) Harga dengan kondisi Cost and Freight (C&F) akan terpotong oleh ongkos kapal angkut. Karena perdagangan ekspor Indonesia umumnya dengan kondisi penyerahan barang Free on board (FOB). [caption id="attachment_303934" align="aligncenter" width="300" caption="Posisi9 dan gambaran kesibukan kapal di perairan Singapore straight. Warna merah adalah jenis tanker dan warna hijau general cargo, biru muda tugboat and barge ( screenshoot : Syam Jr )"]

13852767261957278297
13852767261957278297
[/caption] Misalnya untuk ekspor dari pelabuhan muat ( loading port ) Tabuneo bay South Kalimantan ke pelabuhan bongkar ( discharging port ) di Chennay( India ), freight pada kisaran USD15.00 /MT ( panamax gearless ). Dengan jenis kapal serupa untuk tujuan pelabuhan bongkar ke any port of Taiwan mencapai USD12 / MT. South China USD12.0./MT Thailand USD11.50 / MT, West Coast India ( Mombay) USD18.50/MT. Dengan demikian harga ada pada kisaran USD53.5 dikurangi USD15.00 = USD38.50/MT FOB. Tetapi bukan harga ini yang diterima perusahaan tambang Indonesia. Pada umumnya coal miner Indonesia menjual produk batubara mereka kepada trader atau tepatnya broker internasional yang punya sister company di Indonesia. Perusahaan coal trader yang membuka kantornya berkedudukan di Singapore, masuk ke Indonesia melalui perusahaan yang mereka dirikan bersama ( kerennya joint investment ) pedagang atau lebih tepatnya broker local di Jakarta. Tentu mereka mencari keuntungan dari selisih harga dengan melakukan penawaran dibawah USD38.5 /MT. Tarohkan mereka ambil untung USD2.0 / MT maka harga diupayakan kontrak pada kisaran USD36.5 / MT. Perusahaan “nasional” yang berkantor di Jakarta ini yang bertindak sebagai eksportir adalah “adik” dari perusahaan yang berkantor di Singapore. Jadi si adik ini awalnya menerima uang modal pertama dari “kakak” yang di Singapore, kemudian melalukan kontak bisnis bertindak sebagai “buyer” kepada perusahaan tambang batubara di Kalimantan. Mereka para broker inilah yang petantang petenteng dari lobby ke lobby hotel di Jakarta yang umumnya dikenal masyarakat sebagai “pengusaha batubara”. Jika kontrak sudah “terlanjur” diteken dengan harga “passing away” , pak pung, pas-pasa-an, artinya tidak diperoleh harga “masuk” maka mereka akan bermain pada freight kapal. Para broker ini mencari harga freight pada kisaran dibawah USD15.0/MT misalnya USD13.0. Para broker ini akan cancel seluruh rencana pengapalan yang telah disepakati dengan alasan belum mendapatkan vessel. Lebih parah lagi ketika mereka mengirimkan Shipping Instruction ( SI ) seolah menepati janji bisnis kewajiban sesuai kontrak yaitu menghadirkan kapal, misalnya pada tangal 1 November 2013. Namun realitas kapal yang disebutkan dalam SI posisinya sangat jauh, masih di perairan Eropa atau Mediterania dan tidak mungkin akan sampai ke perairan Indonesia pada tanggal dimaksud. Jadi Shipping Instruction ( SI ) Cuma sekadar bluffing alias bohong bohongan. Umumnya marketing batubara orang Indonesia tidak paham akan hal ini. Akibatnya semua perencanaan marketing “professional” Indonesia hancur berantakan dan membutuhkan ongkos tambahan untuk seluruh resiko logistic persiapan realisasi pengapalan ekspor batubara. Anehnya, gossib yang tersebar di Singapore selalu saja orang Indonesia dicitrakan sebagai tidak professional. Jangan coba masuk berbisnis secara langsung. Singapore paling mengetahui bagaimana cara berbisnis batubara dengan Indonesia. Para broker ini menunggu kapal yang “wajib” singgah di Singapore karena masalah verifikasi dokumen kalaikan berlayar yang habis masa berlakunya ketika dalam pelayaran ocean going sesuai ketentuan hukum internasional. Perusahaan shipping bulk carrier yang “terjebak” kondisi ini tidak mempunyai posisi tawar yang baik sehingga cenderung menerima muatan batubara dari loading port Tabuneo Bay, Kalimantan Selatan – Indonesia dengan harga miring. Dengan modal “ngomong” di lobby hotel para broker bisa kick untung USD2.0/MT. Boleh coba hitung jika satu kapal dengan kapasitas volume angkut batubara 60.000 DWT dan sebulan bisa empat kali MV ( mother vessel ) atau 240.000 MT, untungnya pada kisaran USD480,000 per bulan. Masih ada lagi ceritera rahasia cara lain cari untung jadi “pengusaha” batubara.…Kompasianer ada yang mau? Mulailah belajar Ko’i alias Mandarin alias bahasa China He he he.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun