Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Sumber Konflik Politik Mesir

22 Agustus 2013   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:59 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13771430711384054665

[caption id="attachment_282617" align="aligncenter" width="570" caption="General Abdel Fattah Al Sisi "][/caption]

Ketika militer membutuhkan mandat rakyat Mesir, Jenderal Muhammad Najib mengajak Ikhwanul Muslimin untuk ikut serta dalam gerakan revolusi menggulingkan kekuasaan absolut monarki Raja Faruk I pada 23 Juli 1952. Kelompok Ikhwanul Muslimin menolak bergabung dikarenakan alasan bahwa tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentuk Republik Arab Mesir bukan Republik Islam Mesir.

Gerakan revolusi berhasil menggulingkan monarki Raja Farouk I yang berada dibawah protektorat Inggris pasca Perang Dunia II. Bangsa Mesir merdeka dengan negara baru berbetuk Republik Arab Mesir pada 18 Juni 1953 dan mendapat pengakuan Inggris pada 1954. Mohammad Naguib mendeklarasikan kemerdekaan Mesir dan menjadi presiden pertama Republik Arab Mesir pada 18 Juni 1953, memerintah Mesir sampai dengan 14 Nopember 1954.

Sejak saat itulah saya kira pertentangan ideologis antara pihak militer dengan Ikhwanul Muslimin. Militer menganut paham liberal sekuler barat sedangkan IM menganut paham khilafah Islamiyah. Artikel ini hanya pandangan terbatas penulis mengenai konflik horizontal di Mesir saat ini.

Selanjutnya terjadi kekacauan di di Mesir karena dynasty Mohammad Ali yang diteruskan oleh Raja Farouk II melakukan gerakan perlawanan terhadap revolusi Juli dan Republik Arab Mesir. Gamal Abdel Nasser tampil sebagai pemimpin baru revolusi menggantikan Jenderal Najib, berhasil mengalahkan Raja Farouk II. Jenderal Gamal Abdel Nasser menjadi Presiden kedua Republik Arab Mesir sejak 23 Juni 1956 hingga 28 September 1970.

Nasser menuduh bahwa IM berada dibalik Raja Farouk II Karena hal itu, Jenderal Gamal Abdul Nasser menganggap gerakan Ikhwanul Muslimin menolak mandat rakyat terhadap militer dalam gerakan Revolusi Juli 1952. Militer melakukan penangkapan terhadap pemimpin IM dan memberlakukan tahanan rumah dinasti Mohammad Ali, bagi keluarga Raja Farouk II

Ketika Jenderal Anwar Sadat berkuasa pada era 70an terjadi perubahan pandangan militer Mesir, bahwa pertentangan ideologis yang berkepanjangan di dalam negeri akan menghambat pembangunan ekonomi Mesir. Secara otomatis akan menghambat pengembangan kekuatan militer Mesir. Hal ini berakibat melemahkan posisi Mesir menghadapi Israel.

Realitas ini mendorong Anwar Saddat “berdamai” dengan Ikhwanul Muslimin, membebaskan para pemimpin IM dari penjara. Sebaliknya IM dibawah pimpinan Umar Tilmisani yang menggantikan Hudhaibi pada tahun 1973 menempuh jalan kooperatif dengan tidak bermusuhan dengan penguasa.

Dipimpin Umar Tilmisani gerakan IM lebih focus kepada aspek pelayan sosial, mendidik kadernya menjadi intelektual tersebar ke seluruh dunia, mencetak mereka menjadi pemimpin masa depan Mesir. Sampai pada awal era Hosni Mobarak, kondisi stabil negara Mesir memberi peluang pemuda IM terdidik menjadi intelektual muda yang militant memperjuangkan gagasan Ikhwanul Muslimin, termasuk Mohammed Morsi.

“Morsi received his Ph.D. degree in materials science from the University of Southern California in 1982 with his dissertation High-Temperature Electrical Conductivity and Defect Structure of Donor-Doped Al2O3. He was an Assistant Professor at California State University, Northridge, from 1982 to 1985.In 1985, Morsi returned to Egypt and began to serve as the head of the engineering department at Zagazig University, where he was a professor until 2010”. Dua dari lima putera Morsi adalah warga Amerika Serikat karena dilahirkan di California. Demikian tulis Wikipedia.

Pasca kekalahan Mesir dari Israel dalam perang enam hari pada 1967 Mesir kehilangan Semenanjung Sinai dan coba direbut kembali oleh Anwar Sadat dalam perang Yom Kippur pada 1973. Saya kira langkah Anwar Sadat berdamai dengan Ikhwanul Muslimin adalah salah satu pertimbangan dalam negeri ketika bersiap untuk perang Yom Kippur melawan Israel.

Pada tahun 1977, Anwar Sadat mengadakan kunjungan ke Jerusalem atas undangan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin yang merupakan awal perundingan perdamaian antara Israel dan Mesir. Pada tahun 1978, terciptalah Perjanjian Damai Camp David. Hal ini menimbulkan kemarahan besar dunia arab. Mesir dikecam dan dimusuhi karena dianggap sebagai penghianatan terhadap perjuangan bahwa seluruh wilayah Palestina hanya untuk negara Palestina. Tidak ada sejengkal pun tanah arab untuk Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun