Mohon tunggu...
syam surya
syam surya Mohon Tunggu... Dosen - Berpikir Merdeka, Kata Sederhana, Langkah Nyata, Hidup Bermakna Bagi Sesama

Pengajar dan Peneliti ; Multidicipliner, Humaniora. Behaviour Economics , Digital intelligence

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Main Game? Ingat Protokol Waktu Menatap Layar!

4 Juli 2020   23:59 Diperbarui: 5 Juli 2020   05:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Layar atau screen adalah fenomena dunia saat ini, dengannya, kita akan menjadi orang yang tersambung tapi tidak terhubung (connect to disconnect) dan dengannya pula kita bisa jadi "sendiri dalam kebersamaan". Serry Turkle, Professor MIT.

Kehidupan Layar, adalah Kehidupan Anak-Anak Kita, Hari ini dan Mendatang. 

Accenture (2020) mengemukakan bahwa kehidupan Virtual akan meningkat pesat, di Era New Normal Pasca Covid 19. Ini akan memberi dampak yang serius terhadap kesehatan yang diakibatkan dengan Waktu Menatap Layar (Screentime).

Terlebih sebelumnya, masalah anak-anak yang menghabiskan waktu mereka dengan terus menerus berada di depan layar screen saat bermain Konsol Game  juga belum ada jalan keluar? , Ada kekhawatiran akan bahwa di Era New Normal ini, waktu anak-anak di depan layar akan semakin meningkat baik untuk belajar atau bermain (Games, Line Group, You Tube, dsb) .

Canadian Pediatric Society mendefinisikan waktu layar sebagai waktu yang dihabiskan untuk perangkat berbasis layar, termasuk televisi, komputer, ponsel pintar, tablet, permainan video dan bahkan teknologi yang dapat dikenakan seperti jam tangan pintar.

Karena perangkat berbasis layar ini menjadi bagian sentral dari kehidupan kita, bersama dengan teknologi yang muncul seperti realitas virtual, penting bahwa kita memperhatikan  dampak potensial mereka terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak kita.

Akses ke perangkat berbasis layar di antara anak-anak sedang meningkat. Hampir semua anak tinggal di rumah dengan perangkat media seluler, menurut laporan oleh Common Sense Media. Dan pada 2017, 42 persen anak-anak (dibandingkan hanya satu persen pada 2011) memiliki tablet atau ponsel pintar sendiri.

Laporan yang sama ini menunjukkan bahwa anak-anak di bawah delapan tahun menghabiskan rata-rata dua jam dan 19 menit setiap hari dan anak-anak di bawah dua menghabiskan rata-rata 42 menit per hari, di media layar.

Hasil penelitian SEKOLA, Digital Creative , terhadap data Screen Time Manajemen, diperoleh data bahwa anak-anak Indonesia usia 6 sd 12 Tahun, memiliki Waktu Menatap Layar berkisar 6-8 jam sehari.

Sedangkan sebuah penelitian di Inggris oleh Dr. Sigman Aric (2012), mengungkapkan bahwa di Inggris, anak-anak pada usia 10 tahun memiliki akses reguler ke rata-rata lima layar berbeda di rumah. Ini disebabkan selain dari TV keluarga[i], banyak anak-anak yang masih belia juga memiliki TV di kamar tidur mereka sendiri, bersama dengan konsol Game portable (misalnya Nintendo, Playstation, dan Xbox).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun