Mohon tunggu...
syam surya
syam surya Mohon Tunggu... Dosen - Berpikir Merdeka, Kata Sederhana, Langkah Nyata, Hidup Bermakna Bagi Sesama

Pengajar dan Peneliti ; Multidicipliner, Humaniora. Behaviour Economics , Digital intelligence

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bu Airin, Di Manakah ?

13 Juni 2020   17:30 Diperbarui: 13 Juni 2020   17:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada minggu lalu tetiba warganet di kagetkan dengan tampilnya seorang ibu muda, “cantik" , dengan pakaian “kotor penuh lumpur di atas motor offroad”, terlihat tetap tersenyum di medan begitu berat.

Ini adalah foto  Indah Putri Indriani, Bupati Luwu Utara di Sulawesi Selatan yang sedang “bekerja” memberi bantuan kepada masyarakatnya yang berada  di daerah terpencil . Berita ini membuat saya warga biasa di Kota dekat Jakarta,  “iri” dan  “cemburu” . Lalu  muncul pertanyaan kemana saja ibu kami “ibu masyarakat Tangerang Selatan? Ibu Airin, Selama masa krisis covid 19 dan mau memasuki new Normal ini ?

Saya mencoba bertanya ke  Google, mengenai  keberadaan ibunda tercinta ; Airin Rahmi Diani, Walikota Tangerang Selatan. Hasilnya ? Memang hanya “biasa” saja. Normatif bagi seorang pemimpin daerah di Era Covid 19. Brita dan gambar "hanya" menunjukanbahwa Airin sebagai Walikota sudah menghimbau warga, meminta bantuan Pemerintah Pusat juga kegiatan lainnya yang “biasa-biasa saja. 

Kami nyaris tidak melihat /mendengar tindakan heroik ibu Walikota menjaga masyarakat dari serangan Covid 19, tidak ada foto di dunia maya atas aktifitas beliau memeriksa pasar Jombang misalnya. 

Pasar yang selalu pada di era Covid 19 atau pasca Covid 19. Pasar  tetap “berantakan” .Atau Airin sedang memeriksa gelar pasukan TNI /Polri dalam persiapan New Normal. Tidak terlihat dan tidak terberitakan.  Hal inipun terlihat menjalar jajaran dibawahnya. Tidak terdengar bagaiman Satpol PP menjaga dan mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati, mengingatkan yang tidak memakai masker, memeriksa pertokoan dan tindakan ekstra lainnya  di era pasca Covid 19 ini. 

Hari -hari ini pasar tambah ramai, cafe , kedai kopi di sekitaran Bintaro/BSD, Pamulang/Ciputat sudah ramai , dengan meninggalkan Protokol Kesehatan. Padahal data yang terpapar Covid 19 masih menunjukan kenaikan. Data di aplikasi #pedulilindungi, Kota  Tangerang Selatan masih didominasi Merah. Hanya sekuriti dan warga komplek perumahan tertentu yang masih aktif mandiri menjaga lingkungannya saat tamu masuk. Itupun sudah mulai kendor. Tapi di jalanan sudah Normal melampui New Normal yang masih diperdebatkan.

Tidak ada yang heroik bak pejuang tangguh “menjaga”  masyarakat dari serangan virus mematikan ini. Ada yang agak “lumayan” yaitu berita Airin “menangis” melihat korban Covid 19! “. Tapi menangis, saat ini tidak cukup. Kami,  rakyat sudah tiap hari menangis. Menangis tidak bisa bekerja, menangis tidak bisa beli sembako, menangis karena banyak masyarakat lain tidak peduli akan kesehatannya dan kesehatan orang lain, dengan sudah mulai nongkrong bebas di kafe-kafe, dijalanan tanpa masker, tanpa rotokol kesehatan. Atau membuka toko/kafe tanpa peduli kesehatan pelanggan.

Kami perlu melihat Airin sebagai  Walikota bersungguh-sungguh melindungi kami dari ancaman Covid 19 ini.  Dan itu harus terlihat “tegas” , dan “berjuang keras”. Seperti terlihat pada pimpinan yang jauh dari Luwu Utara. Naik Motor Trail, baju penuh lumpur, berjalan mendaki gunung sambil membawa bantuan. Atau tidak perlu muluk, cukup seperti yang dilakukan oleh Iti Oktavia Jayabaya, bupati Lebak, Kolega ibu di Provinsi Banten, yang pernah viral karena memanjat pohon duren, yang hadir di media online dengan berita  “mengamuk” kepada para supir truk yang tidak tidak memakai masker misalnya.

Dan hal Ini juga terlihat menimpa jajaran Dinas/instansi di Kota Tangerang Selatan nyaris  tidak terdengar tindakan Satpol PP yang “menghukum warga karena tidak memakai masker, atau melakukan test PCR masif di pasar-pasar, melakukan operasi protokol kesehatan di Kafe-kaf/kedai Kopi dan pusat keramaian lainnya . Para pejabat Pemda Tangerang Selatan ini ntah kemana. Juga perwakilan rakyat yang berada di DPRD nya, nyaris tak terdengar. Andai ada hanya dari kader PSI (kembali PSI) yang mencoba berbuat.

Mengamuk , bergerak di medan sulit, menegor pedagang dan pengendara motor tak bermasker , pada saat ini adalah berjuang, bekerja keras bagi kami, masyarakat. ini menunjukan kesungguhan sebagai pemimpin warga.

Jujur iri dan cemburu rasanya kepada ibu masyarakat dari daerah lain. Walaupun didaerah terpencil nun jauh disana, tetapi pemimpinnya terlihat hadir, dengan  gesit membela rakyatnya dan jadi perbincangan banyak orang.

Atau  apakah ini fenomena seperti disampaikan Shery Turkle (MIT) dalam bukunya Life on the Screen, bahwa digital mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat ?

Namun apapun, sebagai ibu dari masyarakat, sebagai pimpinan publik di daerah, terlihat dan peduli di tengah krisis adalah penting, dan tidak peduli  ini politik pencitraan atau bukan. Kehadiran adalah utama. Ini menunjukan Pemimpin yang selalu hadir di tengah masyarakatnya yang menangis di saat krisis. "Tampil dan ada"  - ini penting dirasakan walau sekedar tampil penuh kata, atau  penuh dengan kerja seperti ditunjukan beberapa Gubernur di Indonesia. Yang penting kami masyarakat merasakan bahaw pemimpinnya ada, menemani dan memikirkan jalan keluar dari krisis ini serta melindungi warganya.

Ada yang berbisik ini mungkin ini ada kaitannya bahwa Airin, Walikota Tangerang Selatan ini sedang dalam masa terakhir jabatannya.  Tapi justru di akhir masa jabatan akhir yang diemban hampir dua perode ini , Airin harusnya meninggalkan Legacy. Tim komunikasi politik harusnya memfokuskan kepada membangun  legacy ini, ditengah suara yang terdengar negatif di masa lalu terkait korupsi keluarga dan sebagainya.

Bagi seorang politisi ulung, masa krisis adalah waktu emas – Semua pemimpin hebat di Dunia ditempa hebat dan hadir dari masa krisis. Apalagi pandemi Covid 19, merupakan krisis kemanusiaan global. Menunjukan kesungguhan, keuletan, perjuangan hebat melindungi rakyatnya adalah legacy yang luar biasa,.

Legacy adalah nilai utama pemimpin politik dan itu akan tercatat dengan tinta emas. Tinta emas Kota Tangerang Selatan.  Legacy jualah yang membedakan pemimpin sejati atau hanya sekadar seorang penguasa. ( Satar, B, 2014) . Pemimpin dengan legacy adalah seorang pemimpin besar. Pemimpin yang hidup dengan dengan prinsip dan nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan bagi banyak orang /masyarakat yang dipimpinnya. Legacy berarti kesempatan untuk berbuat dan memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan kemanusiaan.  Dan Covid 19, adalah waktunya.


Walau kegiatannya bisa dianggap politik citra, namun karena Airin berada di akhir periode asumsi ini sedikit terhapus. Bagaimana pun, pemimpin politik harus membangun citra baik  yang diwujudkan dengan aksi nyata. Airin bisa membangun citra “ pemimpin besar untuk semua masyarakat Tangerang Selatan”,  Dia meninggalkan apapun untuk menjaga keselamatan dan keamanan rakyatnya, dan Dia mampu meninggalkan kenangan sebagai seorang ibu dan pemimpin hebat di Banten.

Waktu emas itu masih dan selalu ada, terlebih peluang terbaik masa krisis selalu diperoleh saat akhir waktu.  Oleh karenanya saya berharap, mulai besok (“sesok”- bhs Jawa - ) saya akan membaca di laman twitter /facebook, dan menyebar di WAG ibu-ibu komplek perumahan, bagaimana Airin, Walikota Tangerang Selatan ini  berjibaku di pasar-pasar  memperbanyak test PCR secara masif. Dengan memakai bemasker dan setangah APD,  Airin akan terlihat turun tangan langsung memeriksa para pedagang pasar da warga yang belanja di pasar, mengaturnya agar berjaga jarak . Sore dan malam hari memeriksa para remaja yang nongkrong di kafe-kafe dan mengingatkan mereka untuk mematuhi protokol kesehatan. Bila diperlukan memberi hukuman ringan kepada yang melanggarnya.  Airin akan terdengar menghentikan motor yang pengendaranya tak bermasker (tidak sekedar diceritakan di podium melihat pengendara tak bermasker tapi tidak bertindak seperti dalam terbaca dalam laman Google) atau memberi teguran supir angkot Ciledug – Jombang, Lebak Bulus - Pondok Betung, Pamulang – Parung,  yang menjejal penumpangnya  dan tidak melaksanakan protokol kesehatan.  Atau bisa juga “hadir “ pagi pagi mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di statsiun Sudimara atau Pondok Ranji. Airin Hadir setiap saat, Airin juga terlihat memerintahkan satpol PP untuk bertindak tegas, memeriksa tertibnya protokol kesehatan dijalankan. Airin terlihat “keren”  memakai rompi BPBD Kota Tangerang Selatan memimpin Dandim dan Kapolres,  memeriksa pasukan yang akan menjaga tertib dan disiplin masyarakat Tangerang Selatan. Airin akan memberi jawabab atas pertanyaan kepada Pemimpin politik :  “Seperti apa aku ingin dikenang kelak oleh orang banyak “ dengan menjawab akan dikenang sebagai pemimpin hebat! Bisa pasti

Note : Tulisan ini, tidak semata untuk ibu Airin Walikota Tangerang Selatan, tapi bagi semua Pemimpin Daerah, agar lebih terlihat peduli di masyarakat pada saat krisis seperti sekarang ini.

Sumber bacaan :

Satar, Bulman (2014), Legacy Kepemimpinan, opini Trbun News, https://aceh.tribunnews.com/2014/02/03/legacy-kepemimpinan., 12/06/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun