Mohon tunggu...
Syalsa Raya
Syalsa Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - IR Student - UKI

learning is my current hobby's

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sahabat Museum Konferensi Asia-Afrika sebagai Wadah Inspiratif bagi Kaum Muda

25 Januari 2022   09:28 Diperbarui: 25 Januari 2022   10:18 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Museum Konferensi Asia-Afrika atau yang bisa disebut dengan Museum KAA, merupakan gedung yang menjadi saksi peristiwa sejarah yaitu Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18–24 April tahun 1955. 

Peristiwa bersejarah yang diperjuangkan oleh bangsa Asia-Afrika untuk bebas dari penjajah dan meraih kemerdekaan, menjadi sebuah sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa Asia-Afrika untuk menegakkan keadilan, kesetaraan, menciptakan ketertiban dunia, dan perdamaian dunia. Hasil dari konferensi tersebut melahirkan Dasasila Bandung yang menjadi pedoman bagi negara-negara jajahan dalam memperjuangkan kemerdekaannya. 

Hal ini juga menjadi prinsip dasar dalam mempromosikan perdamaian dunia dan kerja sama internasional. Museum yang berada di Kota Bandung ini didirikan oleh Pemerintah Indonesia dan menjadi milik negara, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak dari peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.

Museum ini merupakan museum sejarah politik diplomatik Indonesia yang dinaungi oleh lembaga pemerintah yaitu Kementerian Luar Negeri. Mereka membentuk Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika (SMKAA) yang didirikan pada 11 Februari 2011 dengan tujuan menyebarluaskan dan mengimplementasikan nilai-nilai KAA, mendekatkan museum dengan masyarakat, serta sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam Dasasila Bandung. 

SMKAA menjadi mitra kerja bagi Museum KAA. Anggota dari SMKAA merupakan komunitas yang ada di Museum Asia-Afrika, termasuk komunitas pemerhati Asia-Afrika. Selain itu juga terdapat 11 klub, yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu klub kebudayaan dan klub bahasa. Sebanyak 11 klub yang aktif di SMKAA terdiri atas:

  1. Klub Cinemaker: Mempelajari sinematografi
  2. Klub Global Literasi: Merupakan kegiatan literasi secara global
  3. Klub Guriang: Mempelajari kesenian alat musik khas Jawa Barat yaitu angklung
  4. Klub Jurnativsit: Mempelajari di bidang jurnalisme
  5. Klub Maghribi: Mempelajari kebudayaan Afrika Utara dan untuk bahasanya mempelajari bahasa Prancis
  6. Klub Nihao: Mempelajari kebudayaan Tiongkok dan mempelajari Bahasa Mandarin
  7. Klub Heiwa: Mempelajari kebudayaan Jepang dan mempelajari bahasa Jepang
  8. Klub Asia Barat Daya: Mempelajari kebudayaan Arab dan mempelajari bahasa Arab
  9. Klub Esperanto: Mempelajari bahasa yang tidak memiliki negara atau SMKAA menyebutnya dengan bahasa perdamaian
  10. Klub Edukator: Mempelajari sejarah KAA
  11. Klub Young Announcer: Mempelajari public speaking

Klub-klub tersebut sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan museum KAA yang memang sudah menjadi tugas SMKAA untuk melestarikan nilai-nilai KAA 1955 kepada masyarakat. SMKAA yang menjadi organisasi di bawah naungan Museum KAA ini merupakan jembatan antara Museum KAA dengan masyarakat untuk memberi edukasi tentang nilai-nilai KAA, perjuangan perdamaian dunia, dan semangat Bandung. 

Selain itu, SMKAA juga menjadi sebuah wadah bagi kaum muda untuk terus mengasah kemampuan dan mencari ilmu. SMKAA tidak menjadikan umur sebagai patokan agar bisa bergabung menjadi anggota. Tidak hanya para pekerja dan mahasiswa saja yang bisa bergabung, siswa-siswi SMA/SMK pun bisa bergabung menjadi anggota. 

Sistem ini merupakan representasi dari nilai-nilai KAA yang menjunjung tinggi kesetaraan. Beragamnya latar belakang para anggota merupakan sebuah keunikan dari SMKAA sendiri, membuat kaum muda akan menjadi aset negara yang berharga dan menjadikan SMKAA bisa terus menyebarluaskan nilai-nilai KAA dan semangat Bandung kepada masyarakat.

Kegiatan SMKAA yang selalu melibatkan masyarakat membuktikan bahwa nilai-nilai KAA harus terus disebarluaskan. Salah satu kegiatannya adalah ketika SMKAA menjadi ketua pelaksana Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika ke-2 yang digelar pada tahun 2015. Dalam konferensi tersebut terdapat kegiatan yang cukup besar yaitu Bandung Historical Study Game. 

Kegiatan yang diadakan secara offline sebelum datangnya wabah pandemi Covid-19 melanda dunia itu, dalam praktiknya SMKAA mengajak masyarakat berkeliling Kota Bandung untuk napak tilas sejarah-sejarah yang ada di Kota Bandung, agar bisa dikenal oleh masyarakat luas dan tetap menyebarkan nilai-nilai KAA dan semangat Bandung.

Saat awal pandemi datang pada tahun 2020, banyak kegiatan yang terhalang dan tidak berlangsung, karena kegiatan SMKAA itu sendiri selalu melibatkan masyarakat. Salah satunya adalah Kegiatan Bandung Historical Study Game pada tahun 2020 yang tidak terlaksana. Namun, pada tahun 2021, SMKAA sudah bisa beradaptasi dan melanjutkan kegiatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun