Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chairil Anwar, si Binatang Jalang yang Terbuang

1 Agustus 2022   16:05 Diperbarui: 3 Agustus 2022   19:51 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku ini Binatang Jalang dari Kumpulannya Terbuang," itulah sekelumit kata yang tak terlupakan dari bait puisi "Aku" karya Chairil Anwar.

Chairil Anwar adalah sosok pejuang Indonesia, yang melawan penindasan penjajahan tanpa memanggul senjata. Dia berada di barisan paling depan di antara pejuang yang ingin membebaskan negeri ini dari kolonialisme.

Senjatanya hanya torehan tinta yang mengalir menjadi bait-bait puisi, yang apabila dibacakan akan menjadi kekuatan dahsyat bagi para pejuang di medan laga.

Chairil Anwar bukan siapa-siapa. Dia hanya seorang penyair, yang hidupnya pun dari menyair. Setidaknya itulah seorang Chairil Anwar, yang dijuluki teman-temannya sebagai binatang jalang dari kumpulannya terbuang.

Jika ditelusuri siapa dirinya, Chairil Anwar yang lahir 22 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara, tak lain adalah anak dari Teoloes bin Haji Manan yang bekerja sebagai ambtenar pada zaman Belanda dan menjadi Bupati Rengat pada zaman Republik tahun 1948. 

Bahkan, menurut Majalah Intisari, Chairil Anwar masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir,  yakni sebagai keponakannya.

Namun, Chairil lebih memilih menjadi dirinya sendiri, seperti binatang jalang dari kumpulannya terbuang. 

Hidup dan matinya tak bisa dilepaskan dari puisi Indonesia modern, hingga dirinya pun menyandang sebagai pelopor angkatan 45 dalam Sastra Indonesia.

Menurut Andries "Hans" Teeuw (A. Teeuw), seorang pakar sastra dan budaya Indonesia asal Belanda yang dikutip dalam laman Kemdikbud.go.id, mengatakan bahwa dalam karya Chairil Anwar terdapat keanekaragaman, suatu ciri yang khusus bagi suatu kepribadian yang sedang dalam pembentukan, yang menempuh kehidupan dengan penuh gairah. 

Selain itu, Chairil Anwar juga tetap merupakan tenaga yang hidup dan nyata dalam pembangunan Indonesia. Melalui kepribaiannya dan puisinya, Chairil Anwar memberikan sumbangan terhadap pembentukan Indonesia baru, dan menolong memberikan arah kepadanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun