Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mempertahankan Kemerdekaan dengan Menjadikan Indonesia Lebih Baik, Itu Sudah Cukup!

18 Agustus 2021   06:45 Diperbarui: 18 Agustus 2021   06:57 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antara Foto/Hafidz Mubarak melalui Kompas.com

Genap sudah ke-76 tahun usia kemerdekaan Indonesia. Di usianya yang ke-76 tahun ini, kalaulah kita mau menghitung, sudah berapa banyak sumbangsih yang telah kita berikan untuk negeri ini? Atau, hal apa saja yang telah kita lakukan untuk sekadar menjaga dan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri?

Toh, kita tidak harus mengorbankan tenaga atau bahkan nyawa kita sendiri untuk merebut kemerdekaan dari penjajah yang menguasai negeri ini ratusan tahun lamanya. Kita tidak harus melakukan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita, 76 tahun lalu, atau bahkan lebih lama lagi dari itu.

Saat kemerdekaan itu diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, kita semua yang ada saat ini, kebanyakan mungkin belum terlahir di dunia ini. 

Bahkan, kedua orangtua kita pun juga belum tentu sudah dilahirkan ketika itu. Namun, sekarang, kita semua punya hak dan kewajiban yang sama, tanpa terkecuali. Semua itu lantaran kita diikat oleh satu bangsa dan satu negara tercinta ini, Indonesia.

Kita semua yang ada saat ini, memang tak pernah ikut berjuang merebut kemerdekaan, seperti apa yang dilakukan para pendahulu kita. Mereka semua pahlawan, kita tak boleh melupakan jasa-jasa dan pengorbanan mereka.

Kita semua terlahir di alam yang memang sudah merdeka. Kita tidak pernah merasakan penyiksaan seperti halnya yang dirasakan kebanyakan rakyak kita di masa lalu, misalnya saat menjadi tenaga kerja paksa, kerja rodi atau romusha. Para Wanita saat ini juga tidak mengalami seperti yang dialami Wanita di masa lalu, yang dijadikan pemuas birahi para penjajah.

Kita juga tidak pernah dibuat takut oleh suara desingan peluru di atas kepala kita. Suara dentuman meriam yang tak henti-hentinya membuat kita berlari jauh untuk menghindarinya. 

Coba jika kita mau merenungkan sejenak, seandainya peristiwa itu masih terjadi saat ini. 

Tanpa harus merasakan penderitaan di masa perang, kita semua sudah dibuat 'mahfum'  oleh peristiwa perang yang masih dirasakan saudara-saudara kita di Palestina, Libanon, Syiria, dan Yaman, serta di belahan dunia lainnya. Kita semua sangat merasakan penderitaan mereka di sana.

Apa yang kita rasakan di Indonesia saat ini, tentu saja sangat berbeda jauh denga apa yang dialami bangsa kita di masa lalu, atau yang dirasakan saudara-sadara kita yang di negerinya masih berkecamuk perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun