Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wacana Presiden Tiga Periode, Cuma 'Prank' buat Jokowi atau Memang Ada yang Ditakuti?

16 Maret 2021   13:32 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:27 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu, angin perpolitikan di sekitaran Parlemen di bawah komando Harmoko meminta Soeharto untuk dipilih kembali sebagai presiden untuk periode 1998-2003 dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998. 

Apa yang terjadi di Parlemen agaknya bertolak belakang dengan apa yang ada di masyarakat. Saat itu, rakyat sudah tidak lagi menghendaki Soeharto menjadi presiden untuk ke tujuh kalinya. Akhirnya, peristiwa yang tidak diinginkan pun terjadi yang dikenal dengan  peristiwa kerusuhan 1998, yang ekalasinya begitu mengkhawatirkan. Soeharto pun akhirnya mengundurkan diri.

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Kompas/Eddy Hasby (ED).
Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Kompas/Eddy Hasby (ED).

Sudah barang tentu, kita semua tak mau apa yang terjadi di tahun 1998 akan kembali terjadi saat ini. Meskipun yang terjadi dahulu semata aspirasi elite.

 Wacana Jokowi Tiga Periode ibarat 'prank' yang tak perlu ditanggapi serius, bahkan diamini. 

Karena boleh jadi wacana itu ibarat manisnya gula, yang menggoda kita untuk menikmatinya, namun akibat dari gula itu ternyata sangat membahayakan. Atau dengan kata lain, ada upaya-upaya untuk mencari kelemahan Jokowi yang sampai hari ini belum ditemukan, sehingga diberikan satu periode lagi.

Penolakan Jokowi terhadap wacana dirinya untuk melanjutkan kepemimpinanya hingga periode ketiga, sebenarnya sudah disampaikan Jokowi jauh-jauh hari, sebelum berkembang saat ini. Penolakan ini ibarat pembelajaran bagi para pemimpin di Indonesia, sekaligus bisa menyehatkan iklim demokrasi di tanah air.

Bagi Jokowi, usulan tiga periode itu seperti hendak mendorong dirinya agar jatuh tersungkur. Jika itu yang terjadi, maka apa-apa yang telah dibangunnya selama dua periode akan sia-sia belaka.

"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," ucap Jokowi, seperti dikutip Detik.com (14/3/2021).

Nah, Pak Jokowi sudah menegaskan bahwa dirinya menolak untuk melanjutkan kepemimpinanya hingga periode ketiga. Jadi, jangan ada provokasi lagi. 

Atau memang wacana ini begitu menakutkan sebagian orang yang selama ini "gerah" terhadap kepemimpinan Jokowi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun