Dengan kata lain, Anies cenderung tak mau konfrontatif dengan pihak-pihak yang aktif menyerangnya. Apa pun gaya Anies saat ini, tak bisa dilepaskan dari posisi dirinya sebagai guberur DKI Jakarta.
Dalam spektrum politik di Indonesia, tentu saja gaya Anies ini bisa menjadi investasi berharga untuk kontestasi di Pilpres 2024.Â
Anies menyadari itu semua, sehingga dia perlu mengakumulasi apa pun yang ada untuk amunisinya di Pilpres 2024.
Semua orang tahu, posisi dirinya sebagai DKI1 begitu diperhitungkan, setidaknya jika kita mau berkaca pada Presiden Joko Widodo ( Jokowi), yang memiliki latar belakang sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Oleh karena itu, penulis meyakini bahwa gaya "ngeyel" Anies terhadap Jokowi sebagai simbol Pemerimtah Pusat, tidak akan pernah surut hingga 2024 nanti.
Penulis meyakini, gaya oposan yg pernah diperankan Prabowo ini, menjadi senjata Anies untuk meraih dukungan dalam kontestasi pilpres 2024, terlebih Anies sudah mendapatkan 'dukungan' dari salah satu partai politik yang ada di seputar Jokowi.
Akibatnya, Anies lebih banyak dicibir, karena permasalahan yang terjadi di pemerintahannya, mulai dari munculnya mata anggaran yang aneh-aneh, penanganan banjir dan macet yang sekehendaknya.
Cibiran dan kritikan pedas yang ditujukan kepada Anies itu, oleh para pendukungnya dijadikan narasi-narasi, seakan-akan Anies dizalimi.Â
Anies dengan sigapnya selalu berada di lokasi bencana, sibuk membantu warga masyarakat yang terkena musibah banjir.Â
"Ini memang khasnya dia. Ketika di-bully enggak pernah melawan, tetapi ada pihak lain yang mengelola bully-an itu menjadi simpati," pungkas Adi, seperti dikutip JPNN.com (25/1/2020).