Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Firli Bahuri terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) untuk periode 2019-2023.Â
Di antara 10 calon pimpinan (capim) KPK yang diserahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke DPR RI, Irjen Firli Bahuri menempati posisi pertama dengan raihan suara terbanyak dari pemungutan suara (voting) yang dilakukan anggota Komisi III DPR RI.
Dari 5 anggota terpilih itu, melalui rapat pleno, disepakati Firli Bahuri sebagai ketua lembaga anti rasuah itu untuk menggantikan posisi Agus Rahardjo yang akan berakhir masa tugasnya.
Kelima pimpinan KPK tersebut, yaitu Irjen Firli (Polisi), Alexander Marwata (Komisioner KPK), Nurul Ghufron (Dosen), Nawawi Pomolango (Hakim), dan Lili Pintauli Siregar (Advokat).
Dalam tubuh lembaga anti rasuah ini, seperti halnya Alexander Marwata, Firli bukankah orang baru. Firli pernah menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.
Buktinya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menarik Firli dari KPK dan mempercayakan Firli memimpin Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel).
Ya, Benar! Firli menjadi Kapolda di tanah kelahirannya itu. Seperti halnya Tito, Firli juga putra Sumsel. Firli Bahuri dilahirkan di Prabumulih, Sumatera Selatan pada 8 November 1963.
Lantas, apa pasalnya penulis mengaitkan posisi Kapolri dan Ketua KPK yang sama-sama berasal dari Sumsel?
Jika kaitannya dengan Sumsel, artinya penulis secara sengaja mengaitkannya pula dengan Megawati Sukarnoputri, yang juga ketua partai berkuasa yang mendukung Presiden Jokowi.Â