Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eyang Habibie Selalu Benar, Hanya Kami yang Telat Berpikir!

13 September 2019   02:23 Diperbarui: 13 September 2019   07:11 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, Desember 2013/Kompas.id

"Jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tetapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten, pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan di dunia." (BJ Habibie, Kompas, 9/3/1986)

Rasa sedih bercampur pilu mengiringi kepergian Eyang Habibie ke pangkuan Sang Pemilik Hidup, Allah Subhanahu Wa Ta'ala ( SWT), tak bisa begitu saja dihilangkan dari jiwa-jiwa yang terpukul ini.

Jiwa ini begitu terpukul, karena kita semua kehilangan sosok negarawan yg memang langka di negeri ini. 

Eyang Habibie atau Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, tatkala bangsa ini masih membutuhkannya.

Di antara banyak tokoh bangsa yang ikut menggerakkan roda demokrasi di negeri ini, Eyang justru selalu menempatkan diri berada di tengah-tengah, sehingga ketika demokrasi memanas, Eyang Habibie ikut menyejukkannya.

Eyang tidak menjunjukkan keberpihakan 'politik' pada siapa pun, seakan mengajarkan bagaimana indahnya berdemokrasi. 

Jiwa teknokratnya seakan melebihi naluri politiknya, sehingga Eyang Habibie sepertinya tak peduli dengan jargon politik 'tak ada teman abadi, yang ada adalah kepentingan abadi'

BJ Habibie, mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI yang baru di Jakarta, Kamis (21/5/1998), disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto/DOK KOMPAS
BJ Habibie, mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI yang baru di Jakarta, Kamis (21/5/1998), disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto/DOK KOMPAS
Apa yang dilakukan Eyang Habibie untuk kemajuan demokrasi di negeri ini bukanlah basa-basi semata. 

Eyang membuka kebebasan Pers setelah berpuluh-puluh tahun Pers terbelenggu dengan aturan SIUPP. Dan, kita semua mengakui bahwa Pers itu merupakan salah satu pilar demokrasi.


Referendum Timor Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun