Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar dari Sang Ayah, Loyalitas Ara pada PDIP Tak Lagi Diragukan!

11 Januari 2019   11:24 Diperbarui: 11 Januari 2019   12:28 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maruarar Sirait/ sumber: PDIPerjuangan-Jatim.com

Siapa tak mengenal Maruarar Sirait? Inilah sosok anak muda yang sudah dikenal luas, bukan saja bagi simpatisan dan kader PDI Perjuangan, tetapi juga masyarakat lain, di luar PDI Perjuangan. Sosok anak muda yang akrab dipanggil Bang Ara (Ara) ini memang layak menjadi inspirasi kaum milenial yang tergerak masuk ke dunia politik.

Dibandingkan politisi muda lainnya, Ara terbilang politisi yang begitu loyal kepada partai yang membesarkannya. Betapa tidak, Ara yang sempat digadang-gadang sebagai calon pemimpin muda masa depan dari PDIP ini, pernah masuk bursa calon menteri kabinet Jokowi-JK.

Hal ini sangat beralasan, karena Ara begitu intensnya membantu kampanye Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu. Namun, apa mau dikata, namanya terpental di menit-menit terakhir pengumuman kabinet.

Ternyata bukan cuma itu yang menguji loyalitas lelaki kelahiran 23 Desember 1969 ini. Ara bahkan terpental dari kepengurusan DPP PDIP periode 2015-2020. Padahal, di periode sebelumnya, Ara merupakan ketua DPP bidang pemuda dan olah raga, yang kini diisi oleh Sukur Nababan.

"Tentu sebagai kader saya hormati apapun yang diputuskan Kongres Partai dan Bu Mega sebagai ketua umum dan formatur tunggal. Saya ikhlas dan saya tetap konsisten dan loyal pada ideologi partai dan perjuangan PDI Perjuangan dan mendukung pemerintahan," kata politisi yang akrab disapa Ara itu kepada detikcom, Jumat (10/4/2015).

Menurut Ara, dirinya belajar dari sang ayah yang juga deklarator PDI Perjuangan Sabam Sirait, bahwa dalam politik harus siap memimpin dan siap dipimpin. Hal itu pernah dialami oleh ayahnya saat jadi Sekjen PDI lalu dipimpin junior di periode berikutnya.

Ujian loyalitas berikutnya, namanya tak lagi tercantum dalam Daftar Calon Sementara (DCS) Calon Anggota DPR RI Pemilu 2019 untuk Dapil Jawa Barat IX yang meliputi Subang, Majalengka, Sumedang (SMS), dapil yang selama 14 tahun ini diwakilinya.

"Ini mungkin yang terakhir kita bertemu, dan saya sudah menyatakan tidak akan maju kembali di Pileg 2019 nanti. Sebab, partai perlu regenerasi dan saya sendiri sudah tiga periode menjadi anggota DPR RI sejak 2004," kata Maruarar Sirait. Pernyataan itu disampaikannya pada acara silaturahmi dengan pengurus DPC, PAC, dan anak ranting se-Kabupaten Majalengka, di halaman kantor DPC PDIP setempat, Selasa 12 Juni 2018.

Namun, nyatanya DPP masih membutuhkannya. Ara tak bisa menolak keputusan DPP yang menempatkan dirinya di Dapil Jabar III (Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor). Bahkan, Ara ditempatkan di nomor urut terakhir yakni nomor 10.

Bila bisa memilih, Ara tentu saja lebih menginginkan tetap berada di Jabar IX, dimana peluangnya lebih besar lolos ke Senayan, karena Ara sudah 3 periode mewakili Dapil SMS.

Loyalitasnya kepada partai tak bisa dikesampingkannya. Di Dapil Jabar III, Ara harus berjuang lebih keras lagi. Ara harus berasing dengan 116 bacaleg lainnya, termasuk 9 nama-nama lain yang sudah begitu dikenal masyarakat setempat, di antaranya rekan separtainya Diah Pitaloka, Ahmad Riza Patria (Partai Gerindra), Sjarifuddin Hasan (Partai Demokrat), dan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun