Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Ikuti Arus, jika Tak Ingin Tenggelam!

11 Desember 2018   14:26 Diperbarui: 11 Desember 2018   17:56 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi/InternasionalNews.com

Hari-hari belakangan ini, kita seringkali melihat dua kubu dari pasangan Capres yang berlaga di kontestasi Pilpres 2019 saling beradu argumen pada hal-hal yang tidak begitu penting.

Dan, sepertinya kubu Jokowi-Ma'ruf terbawa oleh arus yang sengaja dimainkan kubu Prabowo-Sandi. Kita tentu saja sepakat bahwa seorang follower tidak akan bisa berlari melebihi orang yang ada di depannya. Itulah apa yang terjadi dengan kubu Jokowi-Ma'ruf, seakan mereka melupakan hasil kerja Jokowi-JK selama ini untuk bangsa dan negara, sesuatu yang tidak dimiliki kubu Prabowo-Sandi.

Terkadang heran saja, mengapa kubu Jokowi harus menanggapi segala nyinyiran tak penting untuk dijawab yang dilontarkan Fadli Zon atau lainnya misalnya. Nyinyiran, itulah yang hanya dimiliki kubu penantang.  Jangan lantas membuat kubu Jokowi-Maruf justru masuk ke  wilayah mereka. Bisa dibuat habis!

Apa yang sudah dimiliki dan dikerjakan Jokowi-Ma'ruf, itulah yang harus diketahui banyak orang sebagai sasarannya. 

Buat apa mengikuti arus liar yang sengaja diciptakan kubu Prabowo-Sandi, kalaulah itu justru akan menenggelamkan kapal besar yang dinakhodai Jokowi-Ma'ruf.

Rakyat butuh masa depan, dan kepastian masa depan mereka hanya bisa diuraikan oleh orang yang selama ini sudah bekerja untuk rakyat. Itulah yang harus selalu diingat. 

Meladeni nyinyiran kubu Prabowo-Sandi, justru akan membuat rakyat makin pesimis, dan kehilangan kepercayaan kepada Jokowi-Ma'ruf. Yakinkan rakyat bahwa mereka sudah berada di jalur yang benar untuk maju. 

Dan, jangan dibiarkan rakyat menengok ke belakang (rezim Orde Baru), dimana kemajuan hanya sebuah fatamorgana. Karena itu, jangan terlalu mudah mengikuti gaya permainan lawan. Cekoki saja rakyat dengan apa yang sudah dikerjakan selama ini, karena semua itu nyata dan sudah dirasakan.

Salam dan Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun