Mohon tunggu...
Syaipul Adhar
Syaipul Adhar Mohon Tunggu... profesional -

ekonom, planner, politician, like writing, reading n diskusi...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Abaikan Nasional, Bangun Regional

23 Juli 2013   15:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Abaikan Nasional Bangun Regional

24 Juni 2013 pukul 14:59
Oleh: Syaipul Adhar  SE ME

Jika ingin Indonesia maju, Maka majukan Daerah. Bangun dari wilayah terluar dan perbatasan, bukan pusat kekuasaan. Jika ingin borneo maju, maka ubahlah cara berpikir dan pola perencanaan pembangunan kita. Berpikirlah global dengan strategi aksi yang lokal. Abaikan nasional, bangun regional (kawasan). Ini yang dikatakan Inward dalam Outward looking policy.

Dalam ranah kewenangan kebijakan Desentralisasi dalam Otonomi Daerah, Keberadaan UU No. 32/2004, UU 33/2004 dan PP. No. 38/ 2007 seharusnya sudah clear dan terang benderang bagi daerah. Jika cermat, Otda sudah membuka ruang yang sangat besar terhadap kebijakan prolokal dan prokomunitas.

Disadari atau tidak, alasan masih kuatnya dominasi Pusat terhadap Daerah, sudah usang dan ketinggalan zaman. Tidak perlu ribut dengan mekanisme dan aturan, Kultur birokrasi sekarang sudah fleksibel kepada efektivitas serta pro market. Mamfaatkan celah, tidak harus selalu ‘meminta petunjuk pusat’.

Menyangkut kepentingan Regional Borneo, ada beberapa agenda secara Nasional dan Pola Kerjasama antar kawasan yang telah diratifikasi secara nasional, terkait G to G antar negara. Karena pilihan terlalu banyak, harus kita eliminir untuk focus kepentingan regional saja, terkait kearah mana seharusnya haluan pembangunan ekonomi kita arahkan.

Pola pikir pengembangan kawasan  dan otoritas lokal sebenarnya sudah dilazimkan negara-negara di Asia Tenggara, ketika pada KTT Ke- 5 di Singapura 1992 telah menandatangani Framework agreement on enhancing Asean Economic Cooperation yang menandai dicanangkannya pada 1 Januari 1993 dan keberadaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dideklarasikan pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu pada Januari 2007 dengan kesepakatan Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015.

Berkaca dari kepentingan regional di atas, ada dua perspektif yang harus kita cermati: pertama, dalam perspektif pengembangan kawasan, tantangan paling nyata adalah sinergitas kerjasama Ekonomi ASEAN dalam ASEAN free trade area (AFTA) dan ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

Kenapa penting?

Ingat hanya pulau Borneo yang berbatasan langsung dengan dua negara Asean, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam.

Kedua, dalam perspektif kebijakan nasional, pada 2010 pemerintah telah meluncurkan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011- 2025 dengan perencanaan pembangunan kawasan menjadi enam koridor ekonomi.

Dalam MP3EI, koridor ekonomi Kalimantan ditetapkan sebagai pusat kegiatan produksi dan pengolahan produk pertambangan serta ketahanan energi nasional. Jika program terdahulu, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) dikatakan gagal, apakah MP3EI tidak mengulang kegagalan serupa?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun