Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mental Unik Bangsa Indonesia

21 Februari 2014   10:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mental Unik Bangsa Indonesia

Sebagai negara bekas jajahan Indonesia mewarisi tiga mental unik. Tiga mental tersebut dipengaruhi oleh berbagai tekanan pada masa penjajahan. Kemudian mental-mental tersebut terwarisi pada anak-cucu secara turun-temurun. Tiga mental unik tersebut adalah mental priyayi, mental asli, dan mental progresif. Secara umum mental-mental tersebut dimiliki bangsa Indonesia secara utuh.

Mental Priyayi

Tak sedikit orang-orang mengalami banyak kegagalan. Atau boleh juga lebih banyak gagalnya daripada berhasil. Kondisi demikian banyak mempengaruhi seseorang sehingga bermental priyayi. Sedangkan pada bangsa Indonesia mental ini biasanya menyusup pada orang-orang terpandang pada masa penjajahan.

Mental priyayi ini merupakan sebuah anggapan bahwa dirinya sangat penting atau merasa penting. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia priyayi berarti orang yg termasuk lapisan masyarakat yg kedudukannya dianggap terhormat, misal golongan pegawai negeri.

Mental Asli

Mental asli lebih banyak dimiliki oleh para pedagang dan petani. Orang-orang yang memiliki mental asli ini cenderung tampil apa adanya. Ini merupakan refleksi dari kepasrahan diri karena terlalu sering mengalami kegagalan dan keberhasilan. Akan tetapi mental ini juga cenderung suka melakukan kelicikan-kelicikan. Misalnya yang sering dilakukan oleh para pedagang dalam "mencuri timbangan."

Mental Progresif

Di tengah-tengah cekikan penjajah ternyata bangsa Indonesia masih ada yang memiliki progresifitas. Mereka yang memiliki mental ini adalah para pejuang-pejuang. Mereka memiliki pandangan jauh ke depan. Berbagai upaya dilakukan demi mencapai masa depannya yang lebih baik. Artinya mereka tidak pasrah pada keadaan sebagaimana orang-orang yang bermental asli. Namun, mereka juga tidak terlalu merasa dipentingkan seperti orang-orang yang bermental priyayi.

Demikianlah deskripsi singkat mengenai tiga mental yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai negara bekas jajahan. Berbagai ketertekanan dan kesengsaraan yang dialami selama penjajahan telah banyak mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia. Selama 350 tahun dalam cengkeraman penjajah membuat bangsa Indonesia mendapatkan banyak hal yang baru dan tertanam kuat dalam diri bangsa. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun