Dunia pendidikan memikul tanggung jawab yang tidak mudah. Khususnya bagi para guru. Mereka bertanggung jawab untuk mendidik siswanya. Tidak hanya transfer ilmu pengetahuan, tapi juga perilaku dan teladan.
Dalam satu kelas, seorang guru harus menangani 20 hingga 40 siswa. Mereka memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Sebagian taat dan tekun, sebagian yang lain suka melanggar aturan yang ditetapkan.
Menghadapi siswa yang taat dan tekun, tentu bukan persoalan. Namun, menghadapi siswa yang suka melanggar, tentu penuh tantangan. Di satu sisi, guru harus memberikan pendidikan dan teguran bila siswa tersebut berperilaku salah. Di sisi lain, berbagai aturan yang berlaku membuat guru harus hati-hati dalam bertindak.
Di sinilah sebenarnya diperlukan kebijaksanaan dari seluruh pihak. Sinergi dan kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting terjalin dengan baik. Jangan sampai guru bertindak tanpa memperhatikan psikologi siswa, norma, dan hukum yang berlaku.
Demikian pula, ketika guru bertindak dalam batas wajar, orang tua dan masyarakat jangan terburu-buru menjustifikasi negatif. Jangan sampai intervensi orang tua terhadap perilaku salah siswa dapat membuat siswa semakin menjadi dan guru menjadi enggan menegurnya.Â
Selain itu, kepribadian dan upgrading kualitas guru juga sangat penting dilakukan. Pasalnya, banyak siswa merasa segan kepada seorang guru bukan karena hukum yang diterapkan oleh guru tersebut. Akan tetapi, karena kepribadian guru tersebut memang mencerminkan kepribadian mulia dan karismatik.
Ada pula siswa menjadi antusias dalam belajar karena melihat cara guru mengajar yang menyenangkan. Ilmu-ilmu dan pendidikan yang diberikan oleh guru sangat kontekstual dengan kehidupan siswanya.
Artinya, semua pihak harus membangun sinergi yang baik untuk menyiapkan generasi yang hebat. Orang tua tidak bisa lepas tangan begitu saja ketika menyerahkan anaknya ke sekolah. Orang tua juga tidak bisa menutup mata ketika anaknya melakukan kesalahan.Â
Sebagai penerima tanggung jawab, guru juga tidak boleh semena-mena dalam menangani siswa. Bila siswa melakukan kesalahan, sebaiknya guru berkomunikasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah dan orang tua. Apalagi jika kesalahan tersebut dipandang sangat fatal sehingga membutuhkan penanganan khusus.
Masyarakat juga perlu ikut memberikan kontrol. Masyarakat yang terlalu permisif terhadap perilaku kurang baik siswa akan berisiko menciptakan generasi yang kurang baik. Selain sebagai kontrol, masyarakat pun perlu memberikan teladan yang baik dengan menciptakan iklim positif.