Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gonjang-ganjing di TV Swasta Kita

3 November 2009   02:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:27 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dunia broadcasting kita akhir-akhir ini gonjang-ganjing. Kabar tak menyenangkan menyeruak begitu cepatnya. Akhir pekan lalu seorang kawan lama di SCTV menulis sebuah notes di Facebook yang mengabarkan perpisahannya dengan Redaksi Liputan 6. Setelah 13 tahun bersama kapal SCTV, ia ‘dipaksa’ untuk mengundurkan diri secara massal bersama 120-an karyawan. Jumlah ini tak sebanyak kabar yang saya dengar sebelumnya, yang menyebut sekitar 500 karyawan SCTV di-phk. Tapi apapun itu, jumlah itu cukup membuat terhenyak. Pengunduran diri itu sendiri dibungkus dengan label yang cantik ‘pensiun dini’. Inikah jawaban dari rumor yang beredar beberapa bulan terakhir dari Senayan City markas Liputan 6? Saya sudah mendengar kabar tak sedap macam ini sejak beberapa waktu. Tepatnya sejak gonjang-ganjing terjadi di Liputan 6 saat pencopotan Pemred Liputan 6 Rosiana Silalahi. Pencopotan Rosi kemudian diikuti dengan penggeseran besar-besaran awak redaksi. Ada yang tak boleh siaran lantaran memprotes pencopotan Rosi, dan ada pula yang dilempar ke bagian non news. Sungguh situasi yang saya bayangkan tidak nyaman. Kebersamaan sebagai ciri khas kerja jurnalistik pastinya sudah tak ada lagi di sana. Tangan kekuasaan kemudian mengubah semuanya, mulai dari kebiasaan kerja, perombakan tim, hingga format siaran. Pemred kemudian dipegang langsung sang pemilik modal. Bagi pemirsa, seperti yang saya rasakan, layar Liputan 6 kemudian tak lagi secantik dan sedinamis dulu. Tak ada gaya siaran Bayu Sutiono yang penuh greget, tak ada lagi gaya tegas Rosi saat talk show. Bahkan momen Pemilu dan Pilpres yang biasanya menjadi kekuatan SCTV, berlalu begitu saja, tanpa sesuatu yang spesial. Bagi pemirsa dan dunia jurnalistik TV, ini kemunduran. Suka tak suka Liputan 6 SCTV adalah sebuah ikon berita TV di Indonesia. Saya tahu persis mereka membangun  kejayaan dari bawah, dari kondisi yang amat sangat pahit dengan sokongan dana yang minim di awal pendirian Liputan 6. Perlahan dengan kerja kerasnya, Liputan 6 kemudian menancapkan tajinya. Bahkan menjadi acuan serta rujukan banyak kalangan, termasuk para pengambil keputusan di negeri ini. Kebesaran Liputan 6 dibangun dengan mengedepankan kapabilitas dan kredibilitas, sesuai dengan motonya Aktual, Tajam, Terpercaya. Saya sendiri tak tahu pasti ada apa di internal SCTV sehingga harus mem-phk karyawan sebanyak itu. Apakah ini karena imbas krisis keuangan Amerika? Saya kok tak terlalu percaya. Karena setahu saya, kondisi keuangan stasiun TV ini lumayan sehat dibandingkan beberapa stasiun TV yang lain. Ataukah ini cara perusahaan mengurangi SDM tetap dengan memperbanyak karyawan kontrak? Entahlah? Situasi berbeda tampaknya juga dialami 2 stasiun TV lainnya. TPI sedang menunggu putusan kasasi kasus Pailit yang diajukan Crown Capital. Sementara kabar gonjang-ganjing lainnya datang dari stasiun tv milik Bakrie, Antv. Kabarnya mereka menghadapi situasi serupa dengan SCTV pasca hengkangnya raksasa media Rupert Murdoch selepas lebaran lalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun