Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasus Melisa: Cermin Retak Hubungan Ortu dan Anak

6 September 2020   20:37 Diperbarui: 6 September 2020   20:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai orang tua saya prihatin dengan peristiwa  bunuh diri yang dilakukan oleh Melisa, penggemar boyband BTS asal Turki. Kematian gadis berusia 16 tahun ini terjadi lantaran sang ayah tak pernah menyukai aktivitasnya sebagai fans berat BTS. Tragisnya, ia bunuh diri dengan menembakkan pistol ke kepalanya menggunakan senjata milik ayahnya sendiri.   

Dunia pun tersentak dengan kasus ini. Ada apa sebenarnya? Mengapa sampai sebegitu buruknya hubungan orang tua dengan anaknya. Karena dari cuitan Melisa yang ditujukan pada  Suga BTS, salah satu personil BTS yang dipanggilnya Yoongi, terlihat bahwa Melisa sudah merasa tertekan dengan ulah ayahnya jauh sebelum ia nekat mengakhiri hidupnya.

Melisa bukan hanya mengalami penolakan secara verbal dari sang ayah lantaran aktivitasnya sebagai Army (fans) BTS, namun juga mengalami kekerasan fisik. 

Bahkan beberapa kali sang ayah melontarkan kata-kata kasar yang menyuruh sang anak bunuh diri saja. Bahkan ia menganggap sang anak adalah hal terburuk yang pernah terjadi di hidupnya. 

Pola Asuh Yang Aneh

Saya melihat ada yang ganjil dari pola asuh yang diterapkan di dalam keluarga Melisa. Orang tua seharusnya menjadi tempat berlindung bagi anak-anaknya dari pengaruh buruk atau ancaman dari siapapun di luar rumah. 

Saat anak mengalami masalah, entah itu bullying di sekolah atau situasi tidak nyaman di luar rumah, tugas orang tua harusnya mengayomi. Orang tua harus memberi masukan apapun persoalan yang dihadapi anak, karena orang tua lebih dulu mengalami berbagai peristiwa dalam hidup sehingga pengalaman yang dihadapi harus jadi pelajaran bagi anak-anaknya.

Pengalaman di keluarga kami, anak-anak diwajibkan bercerita tiap hari mengenai aktivitasnya sehari-hari. Karena saya dan istri bekerja, tidak sepenuhnya kami bisa memantau aktivitas mereka di luar rumah. 

Bercerita adalah cara kami menyerap persoalan dan jika ada yang bisa kami bagikan kepada anak-anak akan kami berikan. Namun terkadang, kami hanyalah menjadi pendengar atas keluh kesah yang anak-anak alami. Terkadang anak tidak selalu membutuhkan solusi persoalan, cukup didengarkan saja jauh lebih berarti bagi mereka.

Setelah bercerita pada kami biasanya mereka akan lega. Dan mereka bisa merancang aksi apa yang bakal mereka lakukan jika menemui kendala di pergaulan atau sekolah mereka. 

Ortu Tidak Selamanya Benar, Anak Tak Selamanya Selalu Salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun