Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu... Kompasianer -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Bom Waktu di Wonosobo dan Temanggung – Jawa Tengah

8 Maret 2014   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08 9678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang terindah. Baik itu alam lautnya atau di daratannya dari setiap pulau besar maupun kecil yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke.  Begitu pula Indonesia kaya akan gunung-gunungnya yang menjulang tinggi.

Berbicara soal keberadaan gunung di Indonesia, ternyata Indonesia juga paling kaya jumlah gunungnya di dunia, terutama gunung-gunungnya yang masih terbilang aktif, gunung berapi. Dan Indonesia memang lebih didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.

Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau, yang letusannya berdampak secara global pada tahun 1883, letusan supervulkan Danau Toba yang diperkirakan terjadi 74.000 tahun sebelum sekarang yang menyebabkan terjadinya musim dingin vulkan selama enam tahun,dan Gunung Tambora dengan letusan paling hebat yang pernah tercatat dalam sejarah pada tahun 1815.

Sementara itu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia adalah Kelut dan Merapi di Pulau Jawa, yang bertanggung jawab atas ribuan kematian akibat letusannya di wilayah tersebut. Sejak tahun 1000 M, Kelut telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI),sedangkan Merapi telah meletus lebih dari 80 kali. Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi menobatkan Merapi sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak tahun 1995 karena aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi.

Akan tetapi dibalik semua itu justru masih ada satu gunung berapi yang sangat misteri kondisinya di Pulau Jawa, tepatnya berada di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung, yaitu Gunung Sindoro.

Gunung Sindoro dan Sumbing merupakan dua gunung yang letaknya berdekatan, serta memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 m dpl dari permukaan laut, sedikit lebih tinggi dari pada Sindoro 3.155 m dpl.

Akan tetapi Gunung Sindoro merupakan salah satu gunung yang masih terbilang aktif (gunung berapi) dan merupakan salah satu gunung yang menjadi satu-satunya gunung boom waktu untuk kedua wilayah kabupaten yang membatasinya, Wonosobo dan Temanggung.

Gunung ini bisa saja sewaktu-waktu meletus tanpa bisa di deteksi, karena sepintas Gunung Sindoro seperti gunung yang tidak beraktif, padahal di gunung tersebut ternyata terdapat Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi.

Apabila sewaktu-waktu terjadi letusan pada Gunung Sindoro, maka kita tidak bisa membayangkan berapa banyak jumlah penduduk yang menjadi korbannya, sementara itu hingga sampai saat ini jumlah penduduk yang tercatat menempati di sekitar kaki Gunung Sindoro lebih dari 100-san ribu jiwa yang terbagi di dua kabupaten yang membatasi gunug tersebut.

Dan sampai saat ini kita masih belum mengetahui sejarah Gunung Sindoro pernah meletus. Akan tetapi berdasarkan catatan dari sejarah gunung-gunung beraktif di Indonesia, Gunung Sindoro pernah meletus di sekitar abad 19, antara tahun 1818, 1882, 1883, dan tahun 1887. Kemudian di abad 20 Gunung Sindoro mulai kembali melakukan aktifitasnya yang terbilang bahaya, meletus sekitar tahun 1902, 1903 dan berakhir di tahun 1906.

Kemudian berselang 2 tahun Gunung Sindoro beristirahat dari letusannya, di tahun 1908 (10 Februari 1908) dan tahun 1910 (bulan Januari 1910) kembali Gunung Sindoro terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Lalu di tahun 1970, Gunung Sindoro setelah mengalami istirahatnya tidak menampakan tanda-tanda aktfitasnya kembali beraktif, akhirnya terdapat lagi kenaikan aktivitas vulkanik tanpa menghasilkan suatu letusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun