Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta
Syaifud Adidharta Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Indonesia Menuju Negara Gagal? Ya...

6 Juli 2012   11:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaikan sandal jepit yang terkunci tak bebas untuk melangkah, inilah gambaran kondisi rakyat yang tidak sepenuhnya bisa menikmati kekayaan alam Indonesia, hanya sang penguasa dan bangsa asing yang bisa merasakannya sampai sekarang.. (ilustrasi: Syaifud Adidharta)

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Fund for Peace (FFP) merilis Indonesia masuk dalam Negara-negara gagal di dunia. FFP menempatkan Indonesia pada urutan ke-63 bersama dengan Negara Gambia sebagai Negara gagal.Data ini dirilis FFP dalam situs resminya http://www.fundforpeace.org/, Senin (18/6/2012). Dari 178 negara, Indonesia menduduki urutan ke-63 negara gagal. Indeks Negara Gagal ini adalah edisi delapan tahunan yang lebih menyoroti tekanan politik, ekonomi dan sosial global yang dialami negara (photo: republika.co.id)"][/caption]

Sepakatkah kita mengatakan kalau banar Indonesia akan menjadi negara yang gagal?. Kalau memang kita sepakat, lalu apa kesimpulan kita sebenarnya?, dan kalau kita tidak sepakat apa yang menjadi alasan dan analis kita?.

Beberapa hari ini fenomena tentang keberadaan atas kondisi bangsa Indonesia mulai terusik dengan adanya sebuah kabar yang menggemparkan publik. Ya kabar itu tentang terlansirnya sebuah kabar bahwa Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang bakal mengalami kegagalan dalam segala sektor kehidupannya. Berita ini sempat terlansir dari salah satu situs ternama  The Fund for Peace (FFP), www.fundforpeace.org

Dalam situs tersebut meliris Indonesia masuk dalam Negara-negara gagal di dunia. FFP menempatkan Indonesia pada urutan ke-63 bersama dengan Negara Gambia sebagai Negara gagal (18 Juni 2012). Dari 178 negara, Indonesia menduduki urutan ke-63 negara gagal. Indeks Negara Gagal ini adalah edisi delapan tahunan yang lebih menyoroti tekanan politik, ekonomi dan sosial global yang dialami negara.

Sementara itu di tahun 2012 ini, peringkat puncak ditempati Somalia, dengan alasan pelanggaran hukum meluas, pemerintah tidak efektif, terorisme, pemberontakan, kejahatan, dan serangan aksi bajak laut baik terhadap kapal-kapal asing. Sementara itu, Finlandia tetap dalam posisi terbaik, dengan Skandinavia tetangganya Swedia dan Denmark tiga peringkat terbaik. Tiga Negara ini dinilai baik dari indikator sosial dan ekonomi yang kuat, pelayanan publik yang sangat baik dan menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum. Peringkat 178 negara gagal ini diurutkan berdasarkan 12 indikator, yakni  sosial, ekonomi, dan politik, dan lebih dari 100 sub-indikator. Ini termasuk isu-isu seperti pembangunan tidak merata, Legitimasi Negara, dan HAM.

-------------

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Tiga belas tahun reformasi nasib negeri ini kian terpuruk. Pelan tapi pasti bakal menuju negara gagal (failed state). Rupanya asinglah yang memetik buah reformasi 1998 (photo: suara-islam.com)"][/caption]

Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri, apakah permasalahannya sama seperti yang tertera diatas?. Bisa jadi sama, dan bahkan lebih komplek kondisinya dengan sebab musabab negara-negara gagal yang tertera tersebut.

Kita harus mengakui dan jujur berkata, bahwa benar Indonesia bakal menjadi sebuah negara yang mengalami kegagalan dari segala sektor. Hal ini jelas terlihat kondisinya sekarang, bahkan bisa kita perhatikan gejala-gejala kegagalan Indonesia sudah terlihat jauh sebelumnya, sebagai berikut :

1). Pemberlakuan dan keadilan dalam praktek penerapan perundang-undangan negara yang berjalan tidak menunjukan bukti kebenaran atas berjalannya undang-undang negara di dalam lingkungan eksekutif, legislatif  bahkan birokratif, termasuk pula pelaksanaannya didalam penyelenggaraan negara. Hal ini terbukti tidak adanya bukti nyata dalam penerapan keadilan atas hukum yang berjalan ditengah-tengah kehibupan berbangsa dan bernegara.

2). Kemudian, pelaksanaan pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia seutuhnya ternyata berjalan tidak seimbang, pemerataan kesejahteraan dan kemakmuran tidak merata sampai kepelosok-pelosok daerah terpencil yang ada di Indonesia. Masih saja ada rakyat miskin, masih saja ada petani miskin, masih saja ada pedagang miskin, dan masih saja ada banyak rakyat tidak memiliki penghidupan yang pasti di negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun