Mohon tunggu...
Syahya Rembulan
Syahya Rembulan Mohon Tunggu... Jurnalis - -

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inikah Indonesia? Pesan dari Kami Para Penerus Bangsa #Pilpres2019

20 April 2019   22:17 Diperbarui: 23 April 2019   04:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Teruntuk Indonesia tercinta, tetap menjadi negara yang aman, damai, dan sejahtera, seperti amanah dari para pahlawan Indonesia" - dari kami kaum millenial Indonesia

Setiap rakyat menginginkan pemimpin yang baik untuk negara, pemimpin yang jujur, adil, dan bijaksana.

Sesekali aku berpikir, aku sudah cukup pintar untuk hidup didunia, dengan seluruh pengetahuan yang aku miliki, apalagi hanya tentang politik, aku cukup pintar memilah mana yang benar dan mana yang salah, mereka tidak dengan mudah membodohi ku, memprovokasi, dan merubah pola pikir ku.

Namun ternyata aku salah, ternyata dunia politik memang sekejam ini. Kesadaran ini bermula saat pemilu 2019 kemarin, ya tepatnya tanggal 17 april 2019. Ini kisah ku,

14 april 2019,
Hari ini adalah 3 hari menuju pemilu, namun aku belum juga menentukan pilihanku, aku bingung sebagai seorang pemula aku tidak tau harus memilih siapa, dan mengapa.

Segelintir pertanyaan mulai menghantui ku "milih siapa nanti?", "jangan golput loh". Rasa penasaran ku pun muncul, segeralah aku mencari informasi tentang 2 paslon tersebut.

Mulai dari latar belakangnya, sejarahnya, program kerjanya, visi misi, dan sebagainya. Hingga akhirnya pada tanggal 17 april 2019 aku sudah menetapkan pilihanku.

17 april 2019
Ini hari yang paling aku tunggu - tunggu, pertama kali aku akan pergi ke tps, dengan sangat antusias. Karena aku yakin akan pilihanku. Dengan hati yang ikhlas aku berdoa 'yatuhan, siapapun presidennya jadikan lah beliau pemimpin yang baik' ku lipat kertas tersebut dan ku masukan kedalam kotak suara. Dengan hati tenang aku berjalan pulang kerumah.

Beberapa jam setelah pemilu,
Ternyata semua tidak semudah itu, segelintir berita berita buruk mulai bertebaran di Internet, segelintir fitnah - fitnah keji mulai menimbulkan kontroversi dimasyarakat.

Hasil quick count di televisi dianggap palsu, masyarakat mulai terpecah, tidak terima kalah, tidak terima difitnah. Provokasi dimana - mana, sampai kulihat tulisan tentang ' PERGERAKAN PEOPLE POWER' rasa takut pun mulai menyelimuti ku, Ini kah awal mula perpecahan negara? Akan kah tragedi tragedi sebelumnya terulang? Jujur aku kecewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun