Dengan tatapan yang tajam penuh wibawa ia berdiri dengan jas hitam yang tampak gagah di badannya, berdiri di teras sebuah istana yang megah dengan puluhan pengawal berbadan tegap lengkap dengan senjatanya di setiap sisinya, di depan nya orang-orang berteriak gembira tanpa henti menyanjung namanya;
"Hidup presiden ! Hidup Zayid ! Â Hidup Zayid "
Dengan rasa bangga pria yang di sebut sebagai Zayid tersebut memberikan sebuah untaian senyuman kepada seluruh orang yang ada di  depannya, sambil melambaikan tangan ke kiri dan ke kanan. Sekarang ia adalah penguasa ! Orang yang bisa memerintah orang lain ! Orang yang berpangkat tinggi !. Setidaknya  itulah berbagai ungkapan yang terbang di kepala Tukul sekarang, ia adalah presiden terpilih dengan kemenangan telak di seluruh negeri, siapa yang tak bangga ? Sorak-sorak pendukung tak henti-hentinya menyanjung dan mengelu kan namanya.
Zayid ! Presiden Zayid ! Hidup presiden ! Hidup !
Di bawah kekuasaannya ia berjanji bahwa seluruh rakyat akan hidup tenteram, hidup bahagia serba berkecukupan. Semua sektor pertanian akan di majukan para pengangguran akan di berikan pekerjaan, desa-desa di pelosok negeri akan di bangun kembali serta pendidikan dan ekonomi akan menjadi tunjangan kehidupan. Ia juga berjanji bahwa para koruptor akan di berantas habis ! Tidak ada lagi suap menyuap ataupun penggelapan dana yang merugikan !.
Itulah sosok Zayid, seorang presiden yang sangat pro kepada rakyat, seorang yang Sangat di cintai dan di sayang oleh masyarakat kalangan rendah.
Ketika hendak turun dari podium kebanggaan untuk menyapa para pendukung, alangkah sialnya Zayid kakinya tergelincir dan seketika ia terjatuh ! Namun, ia terkejut ! Ternyata ia terjatuh dari pohon jambu tepat di belakang rumahnya, sial ! Ternyata ia hanya mimpi di siang bolong.
Ia kemudian berdiri membersihkan pakaiannya yang kotor terkena kotoran kambing, ia menggerutu bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi presiden seperti di mimpinya tadi.
"Ah, Zayid, Â ku kira kau jadi presiden sungguhan hahahah " gumamnya.