Mohon tunggu...
Syahrul Ramadhan
Syahrul Ramadhan Mohon Tunggu... Guru - Orang biasa

pikirkan dan goreskan dengan tinta pena

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Kalimat Sulung dan Bungsu

21 September 2022   00:15 Diperbarui: 21 September 2022   00:17 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disclaimer: cerita ini hanya pemikiran sepintas. beritahu orang lain jika menginspirasi. beritahu penulis bila masih menemukan                                banyak kesalahan.

         Dari seorang santri yang sedang duduk bersandar di pohon cerry. yaa' hanya orang biasa yang selalu mencoba menacari hal dan maksud sebenarnya dari suatu kejadian. dia yang terlahir sebagai anak terakhir atau biasa orang lain bilang "bungsu" "bontot" yaaa apakah kita sama?, terlahir 3 bersaudara, 2 laki-laki dan 1 perempuan dan dia terlahir sebagai lelaki. Mari kita panggil dia Rama.

         Kecilnya dengan penuh perhatian yang sangat berbeda. sandang pangan yang terpenuhi meski berbeda dengan saudara yang lain. Dimulai dari seorang anak sulung pertama, kaka dari rama. Terlahir dengan  tulang yang kuat dan kepribadian yang bijak, kecil dalam keluarga yang utuh ayah dan ibu yang saling berbagi kasih hingga terbentuknya karakter yang hebat dari seorang anak sulung ini. yaa jika kamu berfikir tentang privilllage istimewa ?, kusebut dia jauh dari kata itu. 

         Hingga pada saat ketika Tuhan semesta mempercayakan kembali kepada keluarga kecil itu rezeki hingga sampai dititipkan 3 orang anak lagi, yaa, yang terakhir Rama. Kala itu pada suatu rumah layak huni yang kira-kira cukup dihuni untuk 6 orang ada seorang ibu yang sedang hamil besar. "Dimana suaminya yang seharusnya selalu ada untuk istrinya?," kira-kira demikian ketika ada yang ingin bertanya, suaminya sekaligus sebagai kepala keluarga sedang mencari nafkah di Negeri Jiran sana, Rutin dalam memberikan nafkah lahir dan pulang ke Rumah singgah hanya 3 bulan sekali. 

         Senin tanggal 10 Desember 2001. terasa memang sudah saatnya calon bayi ini keluar hingga terasa kontraksi paling tidak 21 jam hingga tepat pada pukul 10.00 WIB tanggal 11 Desember 2001 lahirlah seorang bayi mungil nan gemuk dan ibu yang selamat, siapa lagi kalo bukan rama. pukul 10.00 yang harusnya digunakan sebagai jam istirahat anak sekolah, senda gurau dengan kawan, membeli jajan, dialah anak Sulung yang sejak fajar tadi mempersiapkan kelahiran adik terakhirnya. 

          Anak kedua dan ketiga tetap bersekolah untuk terus belajar agar tidak tertinggal pelajaran. Dijinjingnya termos dan kain untuk keperluan adiknya nanti, ya sekali lagi bukan privillage istimewa tetapi tulang yang kuat, tahun demi tahun hingga rama sampai di tingkat pendikan Mts dimasukanya kedalam pondok pesantren diharapkan agar mengenyam pendidikan agama yang baik yang kelak bisa mengangkat derajat keluarga

         Tepat pada pukul 13.25 rama bersandar pada pohon cerry kebetulan dia sudah kelas akhir yang sedang muhasabah diri agar keluar dengan predikat terbaik. lantas apa yang dipikirkannya?. "Rata-rata kematian di Indonesia kisaran umur 50-55", yaa sekali lagi ini hanya sepintas pemikiran remaja 17 tahun, "Target sudah sukses di usia 40",. "Usia Ibu & Usia Ayah",."Usia Anak Sulung & Anak Bungsu. Usia Anak Bungsu. Terbesit rumus matematika sederhana 

          SS = Sudah sukses. UI = Usia Ibu, UA = Usia Ayah. kebetulan ibunda rama berusia 35 dan ayah rama 40. Usia rama 18 tahun. maka usia rama 18 di jumlahkan yang hasilnya 40 (sudah sukses) yaitu 22, usia ibu 35 dijumlahkan target sukses rama di usia 40 (22) yaitu dengan hasil 57. Usia Ayah 40 di jumlahkan dengan target sukses rama yaitu hasilnya ( 40+22 = 62 ).

          Lantas apa maksud semua hitungan ini?,. sekali lagi kuperjelas antara sulung dan bungsu. Terbesit pemikirana anak bungsu yang hidup dengan apapun yang selalu diusahakan orang tuanya, seperti rama yang mengenyam pendidikan yang baik keperluan sandang pangan yang terpenuhi dengan cukup,"YA" Saya setuju jika disebut privillage sementara. karena setelahnya. Rama melihat sang kaka yang sampai di usia suksesnya menikah memiliki seorang anak yang lucu yang disusul kedua kaka rama yang lain. lantas apa maksudnya?.

          Rama yang bungsu kala itu mendapat semua keistimewaan dari ayah dan ibunya kini tidak bisa melihat ayah nya lagi karena telah tutup usia di umur 64, yaa' sekali lagi rata-rata kematian di indonesia kisaran 50-55. Betapa bahagianya anak sulung dan kedua adiknya yang masih bisa menikah didampingi orang tua yang lengkap. sedangkan rama yang bungsu hanya ber angan-angan. betapa bahaginya ponakanku masih bisa melihat kakek dan nenek nya masih ada.

          Semua keistimewaan yang diterima apa bisa mengganti moment bahagia seperti itu?,. Tentu tidak !. ingatlah sekali lagi apa yang saudara saksikan jangan terbesit rasa cemburu yang berlebihan. apakah tidak lebih bahagia ketika di pelaminanmu nanti didampingi orang tua yang lengkap?,. Meneteslah air mata santri yang sedang bersandar di bawah pohon itu. Hanya bisa berpesan kepada dirinya kelak nanti kebahagian yang rama berikan hanya bisa dilihat dari alam yang berbeda dan rama yakin hal itu benar terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun