Indonesia adalah negara yang terkenal akan keanekaragaman didalamnya. Terdiri dari berbagai pulau dan bermacam-macam bahasa, suku, ras serta adat istiadat. Indonesia memiliki ibukota negara bernama Jakarta. Siapa yang tidak mengenal Jakarta?. Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia sekaligus sebagai pusat pemerintahan, ekonomi/ bisnis, politik dan kebudayaan. Jakarta menjadi tempat berdirinya lembaga-lembaga pemerintahan, kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta dan perusahaan asing. Sehingga tidak heran apabila Jakarta menjadi kota paling padat penduduk, kota termacet dan kota terpolusi di Indonesia.
Populasi di Jakarta membludak karena kebanyakan orang ingin bekerja di Jakarta mulai dari pengusaha hingga orang-orang desa memilih bekerja di Jakarta. Akibatnya anak-anak muda di desa lebih memilih merantau ke kota daripada meneruskan pekerjaan orang tua mereka untuk bertani, sedangkan di sisi lain usia-usia petani sudah mulai menua. Apabila tidak ada generasi yang meneruskan tentu kelak ketahanan pangan di Indonesia akan terancam.
Meningkatnya penduduk di Jakarta dari tahun ke tahun mengharuskan perluasan lahan untuk dijadikan pemukiman atau perindustrian sehingga tidak heran lahan pertanian di Jakarta menjadi sasaran. Pemerintah mengatasi padatnya penduduk dengan membangun apartemen-apartemen dan rusun-rusun, karena apabila tidak bisa diperluas secara horizontal maka diperluas secara vertikal. Tetapi kenapa untuk mengatasi permasalahan pertanian tidak diselesaikan secara vertikal dengan cara membangun apartemen untuk tanaman?.
Apartemen menggambarkan sebuah bangunan yang disusun secara bertingkat/ vertikal yang mampu menampung sesuatu dalam jumlah yang banyak. Apartemen Tanaman 4.0 dibangun dengan rak-rak yang disusun secara bertingkat dengan tujuan meski menanam pada luas areal yang sama, hasil panen yang didapat akan lebih banyak bahkan berkali lipat. Apartemen Tanaman 4.0 mengadopsi sistem plant factory yang ada di Jepang serta dipadukan dengan aquaponic system yang mengombinasikan antara budidaya ikan air tawar dan hidroponik. Kotoran ikan yang dihasilkan dapat diolah sebagai sumber nutrisi organik bagi tanaman.
Dilansir dari kementrian ekonomi, perdagangan dan industri (METI) (2010) plant factory adalah fasilitas yang mampu memberikan produksi sayuran yang stabil dan berkualitas tinggi sepanjang tahun tanpa adanya pengaruh dari cuaca dengan mengontrol semua elemen lingkungan (cahaya, temperatur, kelembaban, konsentrasi karbon dioksida dan kultur teknis) yang diperlukan dalam proses pembudidayaannya sehingga dapat melakukan perancanaan produksi.
Apartemen Tanaman 4.0 tidak menggunakan tanah sebagai media. Tanah dapat ditumbuhi gulma yang menghambat pertumbuhan tanaman dalam kompetisi cahaya, oksigen maupun unsur hara. Tanaman yang dihasilkan lebih bersih karena tanpa tanah dan terhindar dari kontaminasi gulma, serta lebih sehat dan bergizi karena nutrisi diperoleh secara organik. Ditambah sekaligus bisa memanen ikan. Produk akuaponik sekarang ini diminati oleh hotel--hotel, restoran--restoran serta supermarket yang dapat dijadikan pangsa pemasaran. Karena dibangun di perkotaan akan mengurangi biaya distribusi dan hasil panen masih dalam kondisi segar.
Apartemen Tanaman 4.0 menghasilkan produk yang lebih bersih, bebas pestisida dan tanpa pupuk kimia. Nutrisi tanaman diperoleh dari kotoran ikan yang mengndung amonia. Diperlukan bantuan mikroba untuk menguraikannya. Nitrosomonas akan menguraikan amonia (NH3) yang ada di kolam ikan menjadi nitrit (NO2). Kemudian oleh Nitrobacter nitrit diurai menjadi nitrat (NO3) yang tersedia bagi tanaman. Berdasarkan USDA (2004), kotoran ikan selain kaya akan kandungan nitrogen juga mengandung fosfor dan kalium serta unsur hara mikro lainnya.