"The Curious Case of Benjamin Button" memiliki sinematografi dan seni artistik yang tinggi di masa film ini dirilis. Efek visual pada tiap scene ditampilkan dengan proporsional yang pas.Â
Ditambah dengan munculnya wajah rupawan Brad Pitt (yang memerankan Benjamin Button) di pertengahan menjelang akhir durasi, tentulah benar-benar memanjakan mata, khususnya bagi kaum hawa. Akting Brad Pitt di bawah arahan David Fincher juga patut diacungi jempol.Â
Bagaimana pendalaman karakter yang dilakukannya seakan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan jalan ceritanya. Saya anggap sentuhan romansa dalam kisah cinta ini berbeda, yang mana protagonis kita, Benjamin yang tumbuh semakin muda, sedangkan love interest-nya, Daisy semakin menua.Â
Tidak hanya dihadang usia, keduanya juga dihadang kondisi fisik yang berbeda.
Upside Down
Di sebuah galaksi, ada dua buah planet yang memiliki gravitasi yang berbeda namun hidup secara berdampingan. Planet bawah memiliki kehidupan yang miskin dan suram, di planet ini tinggal Adam Kirk, seorang yatim piatu yang tinggal bersama tantenya. Sementara di planet atas hidup Eden Moore.Â
Planet atas adalah planet dengan visual modern, dengan gedung-gedung perkantoran elit dan kehidupan yang jauh lebih layak. Suatu hari keduanya bertemu di puncak gunung di planet masing-masing.Â
Sejak hari itu mereka sering berjumpa hingga tumbuh perasaan cinta. Namun kisah cinta mereka tidak hanya terhalang gravitasi, namun juga aturan tegas dari kedua planet.
Review
Mengangkat tema cinta terlarang, "Upside Down" sejatinya memiliki premis cerita dengan sentuhan fantasi yang unik. Poin menarik yang saya nikmati di film ini ada pada keindahan visualnya.Â