Randi menemuiku petang itu, di tengah kebimbangannya untuk mempertahankan atau memutuskan Rianti. Di sisi lain ia juga mengaku dekat dengan Helen, rekan sekantornya.
"Rianti semakin posesif. Aku tidak tahu harus bagaimana."
"Bicarakan baik-baik dengannya," aku menenangkan. "Kenapa tidak kau coba untuk mengajaknya makan malam?"Â
"Kau benar. Aku memang berencana untuk makan malam bersamanya di rumahnya besok. Sekaligus untuk membahas persoalan ini."
Aku mengangguk.
Tiga hari berlalu, aku belum mendapat kabar dari Randi terkait kelanjutan
hubungannya dengan Rianti.
Di hari berikutnya, Rianti meneleponku. Ia berterima kasih untuk saran yang kuanjurkan hingga ia dan Randi kembali berbaikan.
"Untuk merayakannya, kami mengundang teman-teman dekat untuk makan malam. Kau bisa datang malam ini?"
"Tentu," jawabku
Aku tiba di tempatnya pukul tujuh. Namun aku tidak melihat keberadaan orang lain.
"Di mana Randi dan yang lain?"