Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sepuluh Tahun Setelah Pergi ke Warung

11 Juni 2019   06:48 Diperbarui: 11 Juni 2019   21:05 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.peakpx.com

Saya tinggalkan sepucuk surat untuknya yang saya serahkan kepada ibu saya yang merangkak pikun. Saya tidak banyak permohonan. Saya hanya berharap dia mengerti.

***

Sepuluh tahun kemudian saya kembali sebagai orang kaya. Di pusat kota saya menemukan pekerjaan yang cocok untuk dilakukan oleh orang miskin. Setelah perjalanan yang panjang akhirnya saya bisa memiliki segalanya. Uang untuk membelikan dia apa saja. Hanya saja saya harus kehilangan satu ginjal saya. Di sisi lain saya merasa seperti sudah kehilangan semuanya. Ibu saya semakin tua, pikun dan ubanan.

Saya habiskan waktu dua hari untuk meluruskan kaki. Perjalanan yang panjang membuat kaki saya kesemutan. Sesudah itu saya kembali ke jembatan untuk menemuinya setelah sekian lama.

"Selamat sore," katanya, "cuacanya gerimis."

Saya tersenyum sedikit, "Kamu tentu sudah tidak malu punya kekasih macam saya, kan?" tanya saya di suatu sore yang mendung.

"Kenapa saya harus merasa tidak malu?"

"Karena saya bukan lagi orang susah."

"Sebenarnya bagi saya hartamu tidak penting. Selama kamu selalu berada di sisi saya, itu sudah lebih dari cukup," balasnya. Jari-jarinya mengelupas kelopak-kelopak bunga. Melakukan perhitungan rahasia dengan alam, apakah saya masih layak untuk dicintai atau tidak.

"Sudah dua puluh tahun. Kamu tidak bosan dengan saya, kan?"

"Dasar apa yang membuatmu berpikir demikian?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun