Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kalani, Sebuah Nama dan Cerita

6 Juni 2019   19:54 Diperbarui: 7 Juni 2019   16:47 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by: pxhere.com

"Aku mengerti. Aku juga membenci patah hati."

"Kamu pernah patah hati?" tanyaku, berbalik sambil menatap kedua bolamatanya yang hitam pekat.

"Tidak. Tapi kamu sudah membuatku merasakannya."

Aku tertegun. Malam itu hujan kembali turun.

***

Jelang hari ke tujuh, malam minggu yang gelisah, Kalani duduk di sebelahku. Menemaniku menyelesaikan naskah yang besok pagi sudah harus kuserahkan. Semakin larut, hujan masih bergemuruh di atas genteng rumahku. Lubang di atap dapur bekas Kalani mendarat masih kubiarkan menganga.

Pukul duabelas malam, tulisanku sudah hampir selesai. "Naskah ini sudah hampir rampung, kamu boleh tidur," kataku.

"Aku akan menemani kamu," jawabnya.

"Sampai kapan?"

"Sepanjang waktu yang kamu perlukan."

Sesuatu yang hangat jatuh di permukaan pipiku yang sedikit basah karena keringat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun