Kami berdua duduk berseberangan di atas kursi yang mengitari meja makan. Kuperhatikan lahapnya ia menyantap pizza yang sudah dingin itu.
"Jadi kamu ini semacam alien atau apa?"
Dia menggeleng. "Lalu?" Aku menyasarnya dengan banyak pertanyaan. Dia hanya terdiam, sebelum kembali melahap pizza yang menyisakan satu gigitan.
"Kamu mau lagi?"
Dia mengangguk. "Aku bisa saja mengajakmu keluar dan kamu bisa makan adonan tepung semacam itu sebanyak yang kamu mau. Tapi hari sedang hujan dan aku tidak punya mobil." Aku mengambil telepon genggam dari saku celanaku, kemudian memesan dua kotak pizza untuknya,"tunggulah setengah jam lagi. Mereka akan datang."Â
Perempuan asing itu tersenyum polos.
***
Setengah jam lebih berlalu, sebuah ketukan terdengar dari pintu luar. Aku membukakan pintu, pengantar pizza itu terlihat  kuyup. "Maaf," ucapku. "Maaf kenapa, Mas?" jawabnya, bingung.
"Maaf karena order pizza di malam yang hujan lebat begini."
"Ah, nggak apa-apa, Mas. Sudah biasa. Kan ini sudah pekerjaan saya. Lagipula saya juga kan pakai mobil."
"Tapi jarak dari jalan menuju rumah saya sedikit jauh. Masnya jadi basah."