Mohon tunggu...
catatan kerikil laut
catatan kerikil laut Mohon Tunggu... Freelancer - Goresan sang Halu

Pemuda halu belasteran wakatobi & banda neira. content creator yang punya impian travelling ke destinasi impian yang sedari dulu di impikan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tradisi Kacang Jodoh di Wakatobi

4 September 2013   16:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:21 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat wangi-wangi, kab, wakatobi, sulawesi tenggara selalu mempertahankan tradisi unik yang mereka miliki sejak turun temurun yaitu kacang jodoh atau dalam bahasa wanci “ herapo-rapo ”. Tradisi menjual kacang goreng yang di lakukan oleh gadis-gadis remaja (kalambe-kalambe)selama bulan ramadhan dan biasanya di lakukan di depan rumah, pinggir jalan, atau tempat –tempat yang menurut mereka strategis di datanggi para pembeli “anak muda”

Bagi gadis remaja kacang jodoh atau herapo-rapo adalah ajang untuk mendapaatkan pujaan hati sekaligus pendaping hidup,. Biasanya gadis-gadis menyiapkan jualanya mulai dari waktu berbuka puasa sampai berakhirnya shalat tarawih

So, jangan heran jika liburan di wakatobi, khususnya wangi-wangi, sekeliling jalan akan di padati gadis-gadis penjual kacang, uniknya meskipun ada lampu listrik saat mejual kacang penerang yang di pakai masih menggunakan lampu minyak menggikuti leluhur mereka dulu. Dengan gaya sedikit malu-malu mereka (kalambe-kalambe) melayani pembeli yang kebanyakan pria lajang (anamoane) dan jika beruntung transakasi/perkenalan bisa berlanjut ke pernikahaan.

Inti dari tradisi unik ini sebenarnya adalah ajang pertemuan antara muda-mudi (kalambe ke anamoane) untuk menjalin kekerabatan satu sama lain “ jodoh di tangan tuhan”

Jika berminat pengen mempunyai jodoh atau teman orang wanci datang aja ke wakatobi,,biar bisa di buktikan sendiri,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun