Mohon tunggu...
Syahriel Azhari
Syahriel Azhari Mohon Tunggu... Lainnya - SYAHRIEL

Mahasiswa angkatan 2018 yang ingin membuat inspirasi dan mempunyai rasa tanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemulihan Ekonomi Pariwisata Saat Pandemi dan Era New Normal

23 Januari 2021   11:53 Diperbarui: 23 Januari 2021   11:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Dari sekian banyak sektor industri, pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 yang berimbas kepada sektor lain. Ada banyak pelaku atau pegiat pariwisata mulai dari mereka yang bekerja di bidang penginapan, perhotelan, transportasi, pertunjukan, tour guide, serta sektor lain misalnya pelaku seni dan budaya seperti seni tari, pelukis, dan pemahat. Belum lagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk industri souvenir dan kuliner. Sektor yang juga terkena dampak negatif dari pandemi Covid-19 ialah maskapai penerbangan, hotel, restoran, dan agen perjalanan. Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan kerugian pariwisata per April 2020 adalah sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp21 triliun. Berdasarkan pada kondisi tersebut, dibutuhkan strategi tepat untuk bisa memulihkan dan menggerakkan roda perekonomian khususnya di sektor pariwisata. Strategi yang bisa dilakukan pada saat ini ialah:

1. membuat branding strategi baru misalnya no worries of corona, enjoy your holiday 

2. Menggunakan media sosial untuk melakukan promosi secara gencar, misalnya lewat Instagram dan Facebook

3. Melakukan promosi safety and healthy of tourism ke turis internasional

4. Mendukung pelaku atau pegiat pariwisata dalam industri pariwisata misalnya pemerintah dan bank memberikan relaksasi peminjaman bank, pengurangan biaya listrik serta air, keringanan retribusi pajak pemda (pemerintah daerah)

5. Menguatkan SOP mitigasi pariwisata (wabah penyakit dan bencana alam). Indonesia adalah negara prone to  disasters artinya kita dekat dengan keadaan bencana alam sewaktu-waktu seperti gunung berapi meletus, longsor, banjir, atau bencana nonalam seperti wabah pandemi virus Covid-19 ini.

6. Prioritas wisata ekoturisme (memadukan alam dan budaya) dibanding mass tourism. Karena orang akan lebih selektif memilih wisata yang bersifat privat dibanding secara group tour dan menghindari tour massal.

Selanjutnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan industri pariwisata di tempat tujuan atau tempat lokasi wisata itu berada yakni (1) memperhatikan protokol kesehatan yang bersifat wajib atau mandatory dan menjaga kebersihan lokasi wisata. (2) Menjaga keselamatan dan keamanan (sistem mitigasi diperkuat baik bencana alam dan non-bencana alam seperti wabah penyakit). 

(3) Menjaga kenyamanan (hospitality), melakukan pembangunan infrastruktur dasar misalnya jalan dan jembatan di tempat wisata. Pada akhirnya kita menuju ke new discourse of tourism serta diharap bisa memulihkan ekonomi pariwisata kita ke depan dengan tujuan akhirnya yakni kesejahteraan masyarakat.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun