Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Membangun SDM dan Lapangan Kerja, Bukan Pilih Salah Satu

28 April 2025   13:44 Diperbarui: 29 April 2025   15:01 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang pencari kerja mengangkat dokumen lamaran kerja di acara Job Fair | KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Pagi ini saya membaca sebuah berita di Kompas yang berjudul "Bangun SDM Dulu, Baru Lapangan Kerja". Dalam berita itu, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menekankan pentingnya fokus membangun SDM sebelum memperluas lapangan kerja. Sebagai seorang guru yang sudah 20 tahun mendampingi anak-anak muda di ruang kelas, saya merasa tergelitik. Apakah benar membangun SDM dan lapangan kerja itu harus dilakukan secara bertahap, satu setelah yang lain?

Kalau boleh jujur, dari sudut pandang kami di lapangan, realitasnya tidak sesederhana itu.

Kenapa Linear Itu Tidak Cukup?

Konsep "SDM dulu, baru lapangan kerja" terdengar masuk akal di atas kertas. Tapi di ruang kelas, kenyataan berbicara lain. Hampir setiap tahun, saya mendengar pertanyaan serupa dari murid-murid saya:

"Pak, buat apa belajar mati-matian kalau ujung-ujungnya tetap sulit cari kerja?"

Pertanyaan sederhana ini sesungguhnya mencerminkan kerumitan ekosistem kita. Pendidikan tanpa koneksi nyata ke dunia kerja menciptakan ruang kosong yang justru mematahkan semangat belajar itu sendiri.

Artinya, membangun SDM dan membuka lapangan kerja bukanlah dua proyek terpisah yang bisa dijalankan bertahap. Keduanya harus bergerak sejalan dan beririsan, membentuk ekosistem yang saling mendukung. Pendidikan perlu dipandu oleh kebutuhan nyata dunia kerja, sementara dunia kerja harus membuka ruang bagi pengembangan potensi generasi baru.

Kita tidak bisa meminta siswa bermimpi besar, sementara realitas di luar sana tidak menyediakan jalan untuk mewujudkannya.

Tantangan di Lapangan: Infrastruktur dan Kesenjangan

Saya sepakat dengan urgensi menguasai teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Tapi kita juga harus jujur melihat medan. Masih banyak sekolah di pelosok negeri ini yang berjuang hanya untuk mendapatkan sambungan listrik stabil, apalagi internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun