Mohon tunggu...
Syahrani
Syahrani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Kelahiran Banjarmasin, penyuka traveling, nonton dan aktif menulis di media sosial dengan tema pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fokus Menatap Garis Finish

1 Oktober 2022   05:52 Diperbarui: 1 Oktober 2022   05:55 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat dengan Freddy Budiman? Seorang gembong narkoba yang di eksekusi mati, 6 tahun yang lalu. Siapa yang menyangka sebelum kematiannya, Ia mengucap dua kalimat syahadat dan sempat 7 kali mengkhatamkan Al-Qur'an.

Seringkali kita menilai salah kepada orang lain, padahal yang salah itu belum tentu selamanya. Bisa saja ketika start nya salah namun menjelang finishnya dia benar.

Kata guru Saya, hidup itu laksana lomba lari. Startnya di alam rahim, finisnya adalah kematian. Sebelum sampai ke garis finish semuanya masih mungkin. Semua orang punya kesempatan.

Namun sayangnya, banyak sekali orang yang tidak fokus pada larinya sendiri. Ia kadang menoleh kesampingnya, memperhatikan peserta lainnya, memperhatikan para penonton dan orang-orang disekitarnya.

Terkadang dalam berlari, kita masih sempat memperhatikan orang yang enggan bersedekah misalnya. Kita cap dia orang yang pelit. Padahal yang enggan itu belum tentu tidak mau. Bisa saja saat itu Ia lagi betul-betul tidak punya uang. Sering juga kita menilai orang yang punya kehidupan wah dengan mengatakan, "mending disedekahin uangnya daripada dihamburin." Padahal siapa tau orang itu juga sudah bersedekah sebelumnya dengan jumlah yang banyak.

Itulah diri kita...

Kita juga sering jemawa atau angkuh dalam berlari, seolah-olah paling cepat dibandingkan yang lain, merasa paling benar karena sudah melakukan banyak kebaikan. Namun siapa yang bisa menjamin keistiqomahannya? Hari ini sering ke majelis taklim, sering ke masjid, besok-besok? Apakah masih bisa dipastikan bakal rajin?

Yang punya amalan banyak, jangan sombong. Yang punya amalan sedikit, jangan berputus asa.

Semuanya masih sama-sama berlari hingga menuju finish. Fokuslah pada diri sendiri, sibukkan diri kita dengan menyadari kekurangan kita, menyadari banyaknya dosa-dosa kita, menyadari aib-aib kita yang sampai hari ini masih Allah tutupi.

Yang diam, belum tentu tidak tahu

Yang enggan, belum tentu tidak mau.

Yang salah, belum tentu selamanya.

Yang benar, siapa yang menjamin keistiqomahannya.

Mari persiapkan bekal kita untuk menuju garis finish.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun