Mohon tunggu...
Syahrani
Syahrani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Kelahiran Banjarmasin, penyuka traveling, nonton dan aktif menulis di media sosial dengan tema pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Gagal (Lagi)

20 Mei 2022   06:32 Diperbarui: 20 Mei 2022   06:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kamu koq beda.

Sewaktu bayi, Bapak nggak baperan. Kenapa setelah dewasa mudah baper.

"Jangan ngaco, khan aku lebih tua daripada kamu. Kita aja baru kenal setelah dewasa. Darimana tau."

Hehehe...

Semua bayi di dunia itu tidak baperan, termasuk bapak ketika masih bayi.

Saat bayi mulai belajar berjalan, ia sering kali jatuh, kepala pun terbentur berkali-kali. Terlebih kalau jatuhnya di lantai keramik, tentu lebih sakit.

Jatuh, bangkit lagi. Jatuh, bangkit lagi. Itulah bayi. Ia tidak mengenal rasa baper. Kalau sampai bayi baper, kapok, nggak mau lagi mencoba berdiri, nggak mau lagi mencoba melangkahkan kakinya, bisa jadi sampai saat ini kita tidak bisa berjalan.  

Syarat sukses itu harus gagal. Ya, bahkan harus gagal berkali-kali.

Simak saja cerita bagaimana orang-orang hebat yang muncul ke permukaan, dikenal luas di masyarakat. Mereka selalu bercerita tentang jatuh bangunnya usaha yang dijalankan hingga akhirnya bisa berhasil.

Ada yang ditipu temannya, salah memilih bisnis, tidak punya mentor, ikut-ikutan tren, nggak punya ilmu marketing, asal-asalan, Bahkan banyak pula diantaranya yang akhirnya bangkrut.

Kenapa akhirnya mereka bisa berhasil? Karena mereka segera bangkit setelah mengalami kegagalan. Gagal, bangkit lagi, gagal coba lagi. Belum berhasil strategi A, gunakan strategi B. Pelajari penyebab kegagalannya. Jika kurang ilmu, belajar. Jika sebelumnya asal-asalan, maka kedepannya carilah mentor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun