Beberapa hari kemudian ibu dari perempuan itu tiba di Jakarta bersama pamannya. Maksud dari kedatangannya tidak ada maksud lain yaitu membawa pulang keluarga kecil itu ke kampung halaman. Jakarta yang semakin runyam, suami yang tak berpenghasilan, ditambah pekerjaan perempuan itu yang sudah tanggal, sisa tabungan yang semakin menipis memperkuan keputusan untuk memulangkan keluarga kecil itu ke kampung halaman. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah mengamankan Zyahwan dari debu kisruh ibu kota.
Beberapa hari kemudian mereka meninggalkan Jakarta, meninggalkan kontrakan kecil dengan barang-barang yang masih utuh di dalamnya dengan harapan akan kembali. Meninggalkan ibu kota, berlayar menuju desa menunggangi kereta selama satu hari lamanya.
Desa bekas ibu kota Kerajaan Majapahit memang sangat subur, indah, permai. Suasana yang sejuk didampingi mentari yang hangat, hamparan sawah yang luas, sungai yang mengalir jernih, suara kendaraan yang sangat jarang kala itu, Namanya Desa Karanglu. Di sini Zyahwan akan tumbuh besar, mengenal kawan, mengenal harapan, cinta, kasih, dan sejati.