Mohon tunggu...
Syahnan Tanjung
Syahnan Tanjung Mohon Tunggu... profesional -

Pikiran seperti apa yang menentukan kesuksesan kita : 1. Pikiran Positif 2. Pikiran Visioner atau Dreamer 3. Pikiran Kreatif 4. Pikiran berilmu (ilmiah)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Profil Muhammad Syafii Antonio, MSc.

17 Oktober 2012   06:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:45 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muhammad Syafii Antonio, MSc. lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 mei 1965. Nama asli beliau Nio Cwan Chung. Beliau adalah WNI keturunan Tionghoa. Sejak kecil beliau mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayahnya seorang pendeta Konghucu.

Selain mengenal ajaran Konghucu, beliau juga mengenal ajaran Islam melalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. beliau sering memperhatikan cara-cara ibadah orang-orang muslim. Kerena terlalu sering memperhatikan tanpa sadar beliau diam-diam suka melakukan shalat. Kegiatan ibadah orang lain ini beliau lakukan walaupun beliau belum mengikrarkan diri menjadi seorang muslim. Kehidupan keluarga beliau sangat memberikan kebebasan dalam memilih agama. Sehingga beliau memilih agama Kristen Protestan menjadi agama beliau.

Setelah itu beliau berganti nama menjadi Pilot Sagaran Antonio. Kepindahan beliau ke agama Kristen Protestan tidak membuat ayah beliau marah. Ayah akan sangat kecewa jika beliau sekeluarga memilih Islam sebagai agama.

Sikap ayah beliau ini berangkat dari image gambaran buruk terhadap pemeluk Islam. Ayah beliau sebenarnya melihat ajaran Islam itu bagus. Apalagi dilihat dari sisi Al Qur'an dan hadits. Tapi, ayah beliau sangat heran pada pemeluknya yang tidak mencerminkan kesempurnaan ajaran agamanya.

Gambaran buruk tentang kaum muslimin itu menurut ayah beliau terlihat dari banyaknya umat Islam yang berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Bahkan, sampai mencuri sandal di mushola pun dilakukan oleh umat Islam sendiri. Jadi keindahan dan kebagusan ajaran Islam dinodai oleh prilaku umatnya yang kurang baik.

Kendati demikian buruknya citra kaum muslimin di mata ayah, tak membuat beliau kendur untuk mengetahui lebih jauh tentang agama islam. Untuk mengetahui agama Islam, beliau mencoba mengkaji Islam secara komparatif (perbandingan) dengan agama-agama lain.

Dalam melakukan studi perbandingan ini saya menggunakan tiga pendekatan, yakni pendekatan sejarah, pendekatan alamiah, dan pendekatan nalar rasio biasa. Sengaja beliau tidak menggunakan pendekatan kitab-kitab suci agar dapat secara obyektif mengetahui hasilnya.

Berdasarkan tiga pendekatan itu, beliau melihat Islam benar-benar agama yang mudah dipahami ketimbang agama-agama lain. Dalam Islam saya temukan bahwa semua rasul yang diutus Tuhan ke muka bumi mengajarkan risalah yang satu, yaitu Tauhid. Selain itu, beliau sangat tertarik pada kitab suci umat Islam, yaitu Al-Qur'an.

Kitab suci ini penuh dengan kemukjizatan, baik ditinjau dari sisi bahasa, tatanan kata, isi, berita, keteraturan sastra, data-data ilmiah, dan berbagai aspek lainnya.

Ajaran Islam juga memiliki system nilai yang sangat lengkap dan komprehensif, meliputi system tatanan akidah, kepercayaan, dan tidak perlu perantara dalam beribadah. Dibanding agama lain, ibadah dalam islam diartikan secara universal. Artinya, semua yang dilakukan baik ritual, rumah tangga, ekonomi, sosial, maupun budaya, selama tidak menyimpang dan untuk meninggikan siar Allah, nilainya adalah ibadah. Selain itu, dibanding agama lain, terbukti tidak ada agama yang memiliki system selengkap agama Islam. Hasil dari studi banding inilah yang memantapkan hati beliau untuk segera memutuskan bahwa Islam adalah agama yang dapat menjawab persoalan hidup.

Masuk Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun