Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Aroma Klenik Tes CPNS dan Birokrasi yang Irasional

7 November 2018   11:12 Diperbarui: 7 November 2018   14:03 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seleksi CPNS (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Sedemikian dahsyatnya magnet birokrat bagi masyarakat, sehingga tak kurang dari 4 juta orang berkompetisi memberebutkan kursi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 238 ribu pada 2018 ini. 

Maka, wajar banyak cara yang dimanfaatkan oleh peserta mengingat ketatnya persaingan dalam memperebutkan kursi di pemerintahan. 

Tidak hanya dengan cara "pendekatan" kepada pihak-pihak tertentu atau mungkin ada saja "titipan" yang disisipi "amplop terima kasih", tetapi cara-cara diluar jangkauan akal sehat pun sepertinya marak dilakukan. Beberapa kali peserta tes CPNS kedapatan membawa jimat yang diyakini dapat meloloskan mereka dalam berkompetisi.

Antusiasme masyarakat untuk menjadi pegawai pemerintah patut dihargai, karena walau bagaimanapun, hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintahan dipandang cukup tinggi.

Berbeda terbalik jika dikaitkan dengan isu-isu politik, di mana kepercayaan masyarakat justru dinilai menurun terhadap pemerintah. 

Soal membludaknya peserta pendaftar CPNS, sesungguhnya telah berjalan bertahun-tahun, bahkan sepertinya besar pasak daripada tiang, karena jumlah kuota yang ditetapkan tak sebanding dengan jumlah masyarakat yang mendaftar.

Ketatnya suasana penerimaan CPNS yang begitu kompetitif, seringkali banyak orang kehabisan akal sehingga aroma klenik-pun semakin harum semerbak. 

Entah apa yang ada di pikiran mereka yang membawa jimat ketika pelaksanaan tes yang dilakukan secara computerize, yang kecil kemungkinannya jimat berpengaruh terhadap alokasi penilaian secara langsung dan akurat melalui sistem komputer. 

Tapi lagi-lagi, inilah Indonesia, dengan kelengkapan riwayat sejarah budaya klenik cukup panjang yang tak pernah lekang dimakan zaman. Komputer tak pernah dikenal dalam dunia klenik, walaupun alur kerja komputer mungkin saja diyakini dapat "diubah" oleh kekuatan klenik yang dibawa oleh mereka.

Diakui maupun tidak, tradisi bangsa ini memang mewarisi "klenikisasi" yang cukup luar biasa bahkan terkadang sulit dilepaskan karena menyatu dalam rasa keberagamaan mereka sendiri. 

Praktik-praktik tertentu seperti ziarah kubur, mendatangi tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat, atau meyakini figur kharismatis seseorang yang dapat membawa berkah merupakan bagian dari tradisi hidup yang sampai saat ini hadir ditengah-tengah masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun