Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Islam Nusantara dan Kemanusiaan Kita

8 Juli 2018   21:45 Diperbarui: 9 Juli 2018   10:53 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal ini sampai kepada Rasulullah, lalu beliaupun memanggil si imam "qulhu" tadi dan bertanya, "Kenapa anda membaca surat "qulhu" disetiap setelah selesai salat? Adakah tujuannya?". 

Si sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, saya membaca "qulhu" karena saya mencintai surat ini, sangat suka dengan surat ini, tak ada tujuan apa-apa". Rasulullah menunjukkan mimik yang senang dan berkata, "Kesukaanmu karena membawa surat itu, justru mengantarkanmu ke surga". Itulah akhlak Rasulullah yang hampir tak pernah mengatakan "tidak" selalu saja "iya". 

Bahkan pada peristiwa khutbah Wada' Rasulullah diberondong pertanyaan hingga tiga kali oleh seseorang dengan pertanyaan yang sama, "Wahai Rasulullah, haji itu setiap tahun atau tidak?" Lalu, dipertanyaan ketiga, Rasulullah baru menjawab dengan diplomatis, "Ya, haji itu wajib tetapi (kalau setiap tahun) kamu pasti gak akan sanggup melakukannya". Tak ada jawaban "tidak", walaupun itu memberatkan umatnya, tetapi Rasulullah selalu berkata "iya" dengan penjelasan yang masuk akal.

Perlu diingat, bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Sesungguhnya hancurnya umat sebelum kalian adalah karena mereka selalu banyak bertanya dan sering berdebat dan berselisih dengan para nabinya. Camkan atas segala yang aku tinggalkan kepada kalian. Lakukan apa yang diperintahkan kepada kalian sesuai kemampuan dan tinggalkanlah setiap apa yang dilarang". Subhanallah, sangat mulya akhlak Rasulullah ini, sehingga kadang-kadang kita tak sanggup mengikutinya. 

Kita lebih banyak marah, berburuk sangka, dan mempertanyakan dengan penuh kecurigaan dan kebencian setiap pendapat orang yang tak sesuai dengan hawa nafsunya. Padahal, kita diberikan akal yang berfungsi mengarahkan segala sesuatu ke arah yang lebih baik. 

Akal yang sehat, pasti menuntun pada akhlak dan prilaku yang hebat, dan tentu saja jiwa yang bermartabat. Ingat, dunia semakin dekat dengan kiamat! Jangan banyak berdebat jika ingin selamat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun