Mungkin harapan yang paling didambakan oleh siapapun warga NU, termasuk para ulama, politisi, kaum intelektual dan terutama Gus Solah adalah bagaimana NU dikembalikan menjadi ormas Islam yang mampu berada di garis terdepan sebagai peneduh umat selaras dengan prinsip Islam wasathiyah yang selama ini dipegangnya. Islam wasathiyah berarti mampu “berdiri diantara dua kaki” sekaligus, tidak ta’asshub dan tidak “memihak”. Islam wasathiyah mungkin tidak selalu linier dengan “Islam Nusantara” yang sejauh ini digaungkan oleh NU dibawah kepemimpinan Kiai Said. Prinsip “washatiyah” jelas mengacu pada doktrin al-Quran bahwa umat Islam yang saat ini ada telah dijadikan sebagai “ummatan wasatho” yang harus mampu menjadi “penengah” dari beragam sikap ekstrim yang terjadi, baik ekstrim dalam hal politik terlebih dalam hal agama.
Wallahu a’lam bisshawab