Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Publikasi Ilmiah Tumbang oleh Politik Anggaran

2 Juni 2025   11:20 Diperbarui: 2 Juni 2025   10:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar website SINTA. (Dokumen pribadi)

Indonesia pernah bermimpi menjadi pusat keilmuan Asia Tenggara. Kita pernah bangga dengan lonjakan jurnal ilmiah di SINTA, dengan grafik yang menanjak seperti semangat nasionalisme di pidato-pidato kenegaraan. Tapi lihatlah data terbaru tahun 2025---semua itu kini ambruk seperti fondasi riset yang dibangun di atas pasir basah. Apa kabar negeri jurnal? Mati suri.

Mari buka angka-angka.

Universitas Gadjah Mada (UGM) mencapai puncaknya di 2024 dengan 3.662 publikasi. Tapi pada 2025? Hanya 892. Itu bukan penurunan biasa, itu amputasi. Universitas Diponegoro (UNDIP) dari 1.725 (2024) jatuh ke 342 di 2025. Ya, satu. Sama seperti angka harapan riset kita hari ini. UNAIR, yang pernah menyentuh 3.181 publikasi, kini juga tinggal 1069.

Sumber: sinta.https://sinta.kemdikbud.go.id, diolah penulis
Sumber: sinta.https://sinta.kemdikbud.go.id, diolah penulis

Tidak berhenti di sana. UNNES dari 755 (2024) menjadi 145 di 2025. UNS, sang jagoan publikasi, dari 2.204 (2024) menjadi 758 (2025). Bahkan UB, yang sempat bangga dengan 2.150 (2024), kini tinggal 568.

Apakah ini keajaiban sistem evaluasi? Atau ironi dari slogan "merdeka belajar, riset dibekap"?

Catatan: untuk angka di tahun 2025, total publikasi di 5 bulan awal (40% perjalanan, dengan asumsi pertumbuhan liner), trennya cenderung turun. Misalnya, UGM 3662 (2024) menjadi 892 (2025), seharusnya 1525 (dengan asumsi pertumbuhan linier). Semua ada tren penurunan sampai akhir 2025. Kita berharap ada peningkatan jumlah publikasi pada bulan-bulan berikutnya sampai akhir tahun 2025 ini.

Sumber: sinta.https://sinta.kemdikbud.go.id, diolah penulis
Sumber: sinta.https://sinta.kemdikbud.go.id, diolah penulis

Anggaran: Dari Ambisi Menjadi Absurditas

Mari letakkan fakta bersanding. Pada awal 2025, pemerintah melalui rezim Prabowo mengumumkan efisiensi anggaran nasional. Sebuah istilah manis untuk kenyataan pahit: Rp306 triliun dipangkas dari belanja negara, termasuk Rp14 triliun dari pendidikan tinggi dan riset.

Di kampus saya sendiri, anggaran penelitian yang seharusnya Rp60 juta per tim, dipotong menjadi Rp35 juta (pemotongan 45%). Itu bukan efisiensi, itu amputasi ide. Kami disuruh tetap menulis jurnal, tetap mencetak "luaran", tetap semangat demi akreditasi. Tapi dengan apa? Dengan infus anggaran yang ditarik separuh jalan?

Sumber: sinta.https://sinta.kemdikbud.go.id, diolah penulis
Sumber: sinta.https://sinta.kemdikbud.go.id, diolah penulis

Jurnal dan Delusi Institusional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun