Menumbuhkan Kepekaan terhadap Ketimpangan
Ramadan di hari-hari terakhir tak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga waktu yang tepat untuk merenungi struktur sosial yang timpang di sekitar kita. Di balik hidangan berbuka yang berlimpah, di balik sajadah yang nyaman untuk tarawih, masih banyak orang yang berjuang bertahan hidup hari demi hari.
Ramadan seharusnya membangkitkan kesadaran terhadap ketidakadilan sosial yang membelenggu kehidupan sebagian besar umat. Di sinilah puasa tidak berhenti sebagai ibadah individual, melainkan menjadi energi moral untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih adil dan manusiawi.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan." (QS. An-Nahl: 90)
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya lapar di sampingnya." (HR. Bukhari)
Mengapa Keadilan Sosial Harus Diperjuangkan di Bulan Ramadan?
Puasa Menghadirkan Empati terhadap Orang Miskin
Dengan menahan lapar dan haus, kita diajak merasakan secara langsung kondisi orang yang setiap hari hidup dalam kekurangan.
Ini bukan empati semu, tetapi pengalaman batin yang seharusnya melahirkan komitmen sosial.
Ramadan Adalah Bulan Pembebasan dari Penindasan