Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nomor HP Kamu Sudah Aman? Ternyata, Begini Cara Penipu Mendapatkannya!

7 Maret 2025   07:38 Diperbarui: 7 Maret 2025   07:38 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nomor panggilan tidak dikenal. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Di era digital ini, hampir setiap orang memiliki ketergantungan besar pada nomor handphone (HP). Nomor HP tidak lagi sekadar nomor kontak pribadi, tapi juga menjadi identitas digital yang terhubung dengan rekening bank, media sosial, bahkan berbagai aplikasi penting lainnya. Sayangnya, semakin penting nomor HP, semakin meningkat pula upaya penipuan yang memanfaatkan nomor-nomor tersebut. Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya penipu bisa mendapatkan nomor HP seseorang dari internet?

Berdasarkan laporan dari situs Cybernews, sepanjang 2021, panggilan spam dan penipuan di Amerika Serikat mengalami peningkatan drastis hingga 118% dibanding tahun sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, survei oleh Ofcom di Inggris mengungkapkan bahwa empat dari sepuluh orang dewasa pernah menerima panggilan mencurigakan di tahun yang sama. Fenomena ini jelas menunjukkan bahwa nomor HP pribadi kita sangat rentan jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu metode paling umum yang digunakan penipu untuk mendapatkan nomor HP adalah melalui kebocoran data (data breach). Misalnya, pada tahun 2021, sekitar 4 juta nomor telepon pengguna Clubhouse dijual secara ilegal di pasar gelap (dark web). Data pribadi tersebut dihargai sangat murah, sekitar 8 dolar AS per individu, membuat penipu dengan mudah membeli ribuan nomor sekaligus untuk melakukan aksi jahat mereka.

Tak hanya melalui kebocoran data, penipu juga giat melakukan scraping atau mengumpulkan nomor HP dari berbagai halaman internet yang tidak terlindungi dengan baik. Nomor telepon yang terpampang jelas di website, media sosial, atau forum-forum publik sering kali menjadi sasaran empuk. Penipu cukup menggunakan perangkat lunak otomatis (web crawler) untuk menyisir ribuan halaman dan mengumpulkan nomor HP tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Selain itu, modus phishing juga kerap digunakan penipu untuk menipu korban agar secara sukarela memberikan nomor HP mereka. Teknik ini biasanya berupa link atau formulir palsu yang dikirim melalui email atau pesan singkat yang mengatasnamakan lembaga terpercaya seperti bank atau penyelenggara undian. Sayangnya, karena minimnya literasi digital, tidak sedikit korban yang tertipu dan dengan mudahnya menyerahkan nomor pribadi mereka.

Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah nomor HP kita jatuh ke tangan penipu? Pertama, menjaga kerahasiaan nomor utama sangatlah penting. Setiap kali diminta mengisi nomor HP, selalu pastikan platform tersebut aman dan terpercaya. Jangan tergoda oleh iming-iming hadiah atau promo yang mengharuskan kita memasukkan data pribadi tanpa alasan jelas.

Kedua, kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Atur privasi akun media sosial agar nomor HP kita tidak terlihat secara publik. Menurut laporan We Are Social 2022, Indonesia memiliki lebih dari 191 juta pengguna media sosial aktif, sehingga menjaga privasi nomor telepon di platform ini menjadi hal krusial.

Ketiga, pertimbangkan untuk menggunakan nomor sekunder atau nomor cadangan khusus untuk aktivitas online. Ini menjadi langkah yang efektif untuk melindungi nomor utama kita dari penyebaran yang tidak terkendali. Apabila nomor cadangan tersebut mulai banyak menerima spam atau penyalahgunaan, kita bisa menggantinya tanpa perlu mengorbankan nomor utama.

Keempat, selalu waspada terhadap tautan mencurigakan atau pesan dari nomor tidak dikenal yang meminta informasi pribadi atau kode OTP. Laporan Kaspersky menyebutkan bahwa phishing merupakan penyebab utama pencurian data pribadi di Indonesia sepanjang 2022, dengan peningkatan insiden phishing mencapai 68% dibanding tahun sebelumnya.

Kelima, lakukan pengamanan ekstra untuk akun-akun penting seperti email, media sosial, dan perbankan. Menggunakan autentikasi dua faktor (2FA) sangat disarankan, terutama dengan aplikasi authenticator yang lebih aman dibandingkan SMS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun