Pasuruan, 23 Januari 2025 -- Selama beberapa pekan, mahasiswa UM hidup berdampingan dengan warga Desa Sukorejo. Bersama, mereka menciptakan program-program yang melibatkan perempuan, anak-anak, hingga pemuda desa. Dengan empat fokus utama, yakni pelatihan keterampilan sustainable fashion, pengembangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), edukasi kenakalan remaja di sekolah dasar, serta penguatan partisipasi warga lewat gerakan Bersaga, KKN ini menjadi salah satu inisiatif pemberdayaan paling berdampak yang pernah dijalankan di wilayah tersebut.
Perempuan Desa Menyulap Kain Perca Menjadi Hiasan Yoyos yang Unik
Salah satu program yang langsung menarik perhatian adalah pelatihan keterampilan sustainable fashion dengan teknik yo-yos. Mahasiswa UM menggandeng ibu-ibu PKK untuk mengolah kain perca---yang selama ini dianggap sampah rumah tangga---menjadi produk kerajinan bernilai ekonomi seperti bros, hiasan dinding, tas kecil, dan taplak meja.
Pelatihan ini tidak hanya memberi bekal keterampilan baru, tetapi juga menanamkan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan ekonomi sirkular. Para ibu kini lebih peduli pada pemanfaatan limbah dan memiliki semangat baru untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga.
Kembali ke Alam Lewat TOGA
Tak hanya di dalam rumah, pekarangan warga pun kini berubah menjadi "apotek hidup". Mahasiswa KKN UM memperkenalkan kembali konsep TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang telah lama dikenal masyarakat, namun perlahan ditinggalkan.
Lewat pendekatan partisipatif, mahasiswa membantu warga membuat bedeng sederhana, menyiapkan bibit, dan memberikan panduan pengolahan tanaman herbal. Warga diajak menanam jahe, kunyit, kencur, daun sirih, hingga sambiloto di halaman rumah masing-masing.
Kenalkan Nilai Moral Lewat Sosialisasi Ceria di Sekolah