Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Selantun Sunyi dan Ditikam Sunyi

2 Desember 2022   13:36 Diperbarui: 2 Desember 2022   13:40 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SELANTUN BUNYI

Di genggaman bait-bait sajak aku pasungkan jiwa, melantunkan hasrat dari air mata yang meleleh, meniti kawat baja melintasi rentang nafasku yang bergelantung di kelingking langit. Pun walau melamun bukanlah senyum, seperti kata penyair; di larang mencintai bunga-bunga. Jadi apalah artimu yang hanya selantun bunyi dibalik kelopak kembang, menari sendiri di bawah bayang batu-batu.

DITIKAM SUNYI

Musik itu memotong mimpiku yang melintas pada waktu siang, sedang kepala diperangkap matahari ketika aku cari bayangmu di sela-sela sunyi. Hanya tangan menggelepar-gelepar di kolam malam, menari di rentetan angin di atas sungai yang mengernyitkan hening pada kerutan cakrawala. Kaburan wajahmu yang berlalu seribu purnama lalu ketika berlabuh di senja nan jauh, menyimpan air mata kerinduanku.

Sumber Puisi: Syafrruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun