Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunda Suci Menggendong Bulan Luka

27 Juli 2022   09:05 Diperbarui: 27 Juli 2022   09:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BUNDA SUCI MENGGENDONG BULAN LUKA

Melepuh sudah lengan bunda menggendong bulan yang terluka. Manusia mengkhianati malam dengan pesta pora kemabukan diri, bersama botol-botol yang mulutnya berbusa nafsu sapi betina, yang lahir dari dusta semangat purba.

Melepuh duka hati bunda di hantam tangan-tangan anaknya sendiri, yang meninggalkan kasih sayang rumah suci, pergi mencari sepotong cinta di depan kaki patung berhala yang berdiri bisu di kota-kota modern, sebagai menara kebesaran generasi manusia yang membakar kitab-kitab rekaman suara-suara langit atas nama kemajuan dan kemewahan.

Bunda terasing dari tangis bayi yang lahir dari suci rahimnya, kini mendekap bulan terluka hingga tangannya melepuh. Generasi manusia mengingkari petuah-petuah bunda sendiri, yang telah menggendongnya sembilan purnama kemuliaan Ilahi.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2008. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun