Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Puisi: Menunggu Kelahiran dan Dongengan Pascal

1 Mei 2022   14:37 Diperbarui: 1 Mei 2022   14:40 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENUNGGU KELAHIRAN

Aku menunggu kebangkitan dari liang kubur benda-benda asing yang bertebaran disetiap tatap mata; dunia modern telah menjadi taman di hamparan peradaban.

Aku menunggu kelahiran dari rahim jalan-jalan aspal licin yang bergaris-garis disetiap penjuru pandangan; fantasi modern menghiasi mimpi  setiap etape generasi.

Kemana sang tabib yang akan menolong sang bunda melahirkan bayi, yang dulu pernah besar pada abad dimana manusia akrab dengan senyum dewa-dewi.

Kemana para penggali kubur yang akan menggali pusara purba yang telah mengkristal sejarahnya disetiap kenangan generasi, kini mati dan tersembunyi dalam gembolan-gembolan kusam para rahib.

Aku menunggu kebangkitan, menunggu kelahiran masa. Masa: saat siang, saat malam yang terdengar kicau semesta yang menembang tentang senyuman Tuhan yang berlarian di taman setiap hati manusia yang tenggelam dalam tafakkur kehambaannya.

DONGENGAN PASCAL

Dongeng tentang tuhan diceritakan pada anak-anak yang berlingkaran di bawah langit-langit malam hitam, oleh seorang kakek tua yang lahir dari huruf dan angka-angka. Keesokan hari, anak-anak mengambil mistar penggaris dan pensil, mencari tuhan pada lembaran kertas putih yang penuh tabel-tabel kosong.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  Puisi ini telah mengalami pengeditan ulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun